Sunday, December 27, 2009

Sparring partner


Perjalanan seseorang yang memperjuangkan yang terbaik untuk "HIDUP"-nya dapat diperumpamakan seperti perjalanan seorang petinju menuju tahta juara.
Untuk mendukung perjalanan ini banyak peralatan kita pakai,
banyak orang kita butuhkan untuk mendukung.


Kita butuh sasana yang cukup baik, dengan fasilitas latihan yang paling tidak cukup memadai:
Dengan Barbel kita latihan beban untuk meningkatkan kekuatan otot.
Dengan Punching bag kita berlatih menghunjamkan senjata kita, tentu saja maksud saya..tangan.
Dengan speed bag kita berlatih kecepatan dan koordinasi mata.
Dengan speed rope kita skipping untuk kecepatan kaki dan footwork.
Dengan tali pengikat kaki untuk melatih keseimbangan, agar sigap untuk menghindar saat bertahan, agar pada kesempatan pertama langsung mendekat menyerang.
... dan tentu saja banyak peralatan kecil pendukung lainnya.

Ada Pelatih Kepala, Sang Trainer
Ada pelatih fisik,
..ada 2nd assistant
Ada massageur, baik untuk membantu stimulasi penyiapan fisik maupun untuk penyembuhan otot...
Ada cut men, khusus untuk menangani luka dan menghentikan pendarahan.
Ada yang membantu mengawasi dan menyediakan diet yang sesuai..
Ada manager
dan tentu saja tidak lupa keluarga dan para pendukung setia
masih,... masih ada satu yang terpenting yang kita lupa,...sparring partner.

ttg sparring partner ini, dia memerankan peranan penting.
Dia dibayar untuk memukul kita.
Pelatih telah membocorkan kepadanya apa yang menjadi kelemahan kita agar dieksploitasi.
Dia membantu kita lebih tahan pukul.
Dia membuka mata tentang apa yang masih menjadi kekurangan kita.
dan jangan lupa dia juga sudah babak belur untuk bayaran yang sebenarnya tidak banyak.

Untung pertandingan 12 ronde pertandingan, bersama sparring partner kita berlatih 150 ronde.
dan lebih baik saya babak belur oleh sparring partner saya daripada gagal meraih tahta juara.
Sebenarnya juga tidak perlu khawatir, karena dalam latihan bersama sparring partner, kita memakai gloves yang cukup tepat, tidak terlalu berat, namun tetap harus cukup tebal sehingga tidak mencederai..kita juga mengenakan berbagai pelindung: headgear untuk kepala, mouthguards di mulut dan no-faulth protector untuk daerah terlarang sehingga kita juga tidak akan dicederai.

Thanks partner, Anda telah banyak membantu kesiapanku.

Btw, sudahkah Anda mengenali "Sparring Partnermu"?
Sudahkah Anda mengucapkan terima kasih kepadaNya?

***

Friday, December 4, 2009

Pengambilan keputusan

"It is in your moments of decision that your destiny is shaped."


Setiap hari, setiap saat kita mengambil keputusan..
Dari keputusan yang diambil, dapat dinilai kematangan, keteguhan, keberanian, kebesaran jiwa dan berbagai kualitas lain dari sebuah pribadi.

Tidak ada di antara mereka yang mengecap keberhasilan yang tidak pernah mengambil keputusan besar.
Sementara banyak yang lain,
yang tidak mengambil keputusan,
yang terlambat memutuskan,
yang ragu dan selalu hanyut dalam pikiran akan konsekuensi setiap keputusan,
yang gegabah memutuskan tanpa pertimbangan mendalam,
tidak pernah mencapai hal besar dalam hidupnya.



Demikianlah seyogya seorang Sommaratana, melalui pertimbangan mendalam, pada waktu yang tepat, akan memutuskan...:

Hidupku adalah milikku
Keputusan besar yang pertama adalah keputusan bahwa "hidupku adalah milikku".
Keputusan untuk menerima hidup sebagai hadiah yang terbesar, sekaligus mulai saat ini menjadi penanggung jawab utama atasnya. Hanya sesudahnya hidup benar dimulai.
Keputusan untuk tidak lagi hidup dalam penyesalan dan kebiasaan mencari-cari alasan, untuk tidak bersembunyi di belakang kebesaran apalagi berpijak di atas kekerdilan orang lain.

Saya tidak memilih sarang yang nyaman
Keputusan untuk meninggalkan sarang kenyamanan, demi mengecap pelajaran dari setiap dinamika sebuah perjalanan.
Keputusan untuk hidup menghadapi tantangan, untuk terus menggali perspektif dan kemampuan baru, untuk terus beradaptasi, daripada hanya bergantung kepada ketrampilan lama yang segera akan kadaluwarsa dan hanya bisa berlaku dalam lingkup yang sangat terbatas. Keputusan untuk segera menuju penugasan dan tantangan selanjutnya dan tidak bermabuk ria dalam pesta keberhasilan.

Saya tidak memilih jalan yang mudah

Keputusan untuk mengenyampingkan kemudahan bersyarat yang ditawarkan demi kebebasan tak bersyarat yang harus diperjuangkan sendiri.
Keputusan untuk membeli kebebasan hidup, dengan membayar harga yang sangat mahal sekalipun, terkadang dengan segala yang kita miliki, dengan segala yang kita 'ketahui'.

Saya tidak akan ragu terhenti di persimpangan kehidupan.
Keputusan untuk melupakan banyak yang baik untuk menyongsong yang terbaik.
Keputusan untuk mendahulukan apa yang perlu dilakukan lebih dari apa yang mau, suka atau ingin dilakukan.
Keputusan untuk menuju yang benar-benar harus didapatkan, dan apa yang akan rela dilepaskan sebagai kompensasinya. Keputusan tentang apa yang harus dicapai, apa yang perlu dibawa serta, apa pula yang harus ditinggalkan.

Saya berkomitmen penuh kepada kebajikan
Keputusan bahwa hidup harus memawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Keputusan agar setiap ucapan dan perbuatan, besar maupun kecil, supaya membawa perubahan positif bagi semuanya.

Mendengarkan aspirasi setiap orang, membela yang tak terwakili.
Keputusan untuk mengajak partisipasi semua yang terlibat, untuk mendengar dan memahami semua pihak, sebelum sebuah konsensus diambil.
Keputusan untuk memberi perhatian khusus bagi yang tak terwakili, yang lemah, juga kepada yang tidak memahami apa yang benar-benar dirinya dibutuhkan.

Perjalanan hidupku telah mengajariku banyak, membentukku lama, mengukirku cukup dalam, sehingga kini ku yakin, semua yang saya putuskan dengan sebuah hati yang 'terbuka', biasanya adalah keputusan yang benar.

Saya telah bersahabat baik dengan alam dan semua isinya, menyatu membela setiap kepentingannya, sehingga kini, setiap suatu keputusan yang kuambil, adalah juga mempertimbangkan keadaan dan kehendak mereka. Dan sekarang, bagi setiap keputusanku, semesta berkonspirasi untuk mewujudkannya.
Saya telah melewati berbagai momen yang mengajarkan bahwa, jika terus menunggu sampai yakin sepenuhnya keputusan yang diambil adalah benar, kemungkinan besar keputusan yang diambil tidak akan lagi berarti.

Pada saat benar-benar dibutuhkan segeralah ambil keputusan, sehingga keputusan yang tersedia adalah yang baik atau kurang baik. Bila saya tidak segera memutuskan, keputusan akan dilakukan orang lain untuk-ku , dan keputusan yang terjadi biasanya tidak baik. & Terlepas dari baik, kurang baik atau tidak baik, "memutuskan" berarti proaktif, sementara "tidak memutuskan" adalah fatal, adalah pasrah dan menyerah kepada ke'empat angin': faktor kebetulan, nasib, sistem dan kekuasaan.

Tidak semua keputusanku serta merta terwujud. Namun, selain menjadi semakin sabar, sayapun menjadi paham bahwa: "Kesetiaan untuk memenuhi keputusan adalah bentuk integritas, sementara untuk mencapai tujuan akhir keputusan dibutuhkan fleksibilitas."

Satu keputusan yang paling penting yang saya terus lakukan dari hari ke hari adalah tentang pemilihan sikapku. Ini jauh lebih penting dari masa laluku, pendidikanku, jumlah tabunganku, kisah keberhasilan atau kegagalanku, ketenaran atau kepedihan hidupku, apa yang dibicarakan orang lain tentang diriku, maupun semua keadaan maupun kedudukanku. Sikapku-lah yang terus mendorong atau melumpuhkan kemajuanku. Sendirian, ialah yang menyalakan maupun menghancurkan harapanku. Dengan "sikap-kepribadian dan pemahaman" yang benar, tidak ada halangan yang terlalu tinggi, lembah yang terlalu dalam, atau mimpi yang terlalu gila, tidak ada tantangan yang tak mungkin, yang terlalu besar bagiku.

Setiap keputusan yang dibuat, SETIAP KEPUTUSAN, adalah bukan tentang apa yang akan dilakukan, melainkan tentang siapa diriku. Setelah mampu melihat hal ini, memahami hal ini, segalanya berubah. saya pun mulai melihat hidup dengan perspektif yang baru. Setiap kejadian, setiap detil kecil dalam hidup, menjadi kesempatan untuk menggenapi panggilan hidupku, untuk memenuhi alasan kedatanganku.

Manusia adalah makhluk sosial, berbagai keputusan hidup perlu mempertimbangkan pandangan masyarakat untuk mencapai keharmonisan.. Setiap anak manusia adalah bagian dari keluarganya, setiap keputusan perlu memdengarkan perasaan keluarga untuk menjaga keutuhan. Manusia adalah bernurani, maka keputusannya selayaknya demi semua makhluk. ..diatas segalanya saya memilih mendengarkan panggilan hidupku lebih dari yang lain..

Beberapa tips tentang pengambilan keputusan:

  • Ikuti panutanmu. Bayangkan bagaimana dia yang sangat anda hormati akan bereaksi dan memutuskan dalam kondisi yang anda hadapi kini?
  • Selalu mulai dengan mempelajari semua data dan fakta yang ada. Tanpa data dan penguasaan masalah, yang dianggap 'naluri' sebenarnya hanyalah pembodohan diri sendiri.
  • Ada juga kalanya dimana tidak penting untuk mengambil keputusan. Ingat!!! pada waktu itu, adalah penting untuk tidak mengambil keputusan.
  • Pengambilan keputusan adalah suatu seni untuk memadukan ketiga organ yang sebenarnya hanya terpisah tidak lebih dari setengah meter satu sama lain: 'head' (kearifan) , 'heart' (welas kasih) dan 'gut' (keberanian). Jadi untuk pengambilan keputusan yang efektif latihlah ketiganya.
  • Bagi setiap keputusan, ada set pertimbangan yang berbeda-beda. Mulai dari opini dan kecenderungan publik, .... hingga bara gairah keinginan. Jadi pengambilan keputusan juga mengenai penentuan prioritas dari hal-hal yang menjadi pertimbangan.

Kekuatan dalam pengambilan keputusanlah yang menjadi kapasitas bagimu, untuk menghilangkan semua penghalang untuk memperbaiki setiap dan semua bagian dari hidup, secara instan.
***

Tuesday, December 1, 2009

Voluntary simplicity

Thrift is not an affair of the pocket, but an affair of character. ~S.W. Straus

Berbicaralah tentang hemat...
Apakah itu hanya tentang materi?
Demikian ada yang mengatakan kepadaku...

Hemat tentu saja bukan sekedar tidak membeli terlalu banyak, atau berusaha mendapatkan sesuatu dengan harga yang paling murah.
Hemat tentu tidak sekedar menggunakan sesedikit mungkin, atau menggunakan apa saja yang tersedia.
Lebih bukan lagi 'menggunakan upaya yang seminimal mungkin untuk mencapai sesuatu tujuan/kepentingan pribadi, dan meninggalkan persoalannya diselesaikan oleh orang lain, apalagi generasi selanjutnya.'

Lalu bagaimana kita menjabarkan saat dikatakan, bersama dengan Kan En (bersyukur) dan Huan Si (bergembira), Si Fu (yang sering diterjemahkan dengan terlalu sederhana sebagai berhemat) merupakan tiga fondasi pembinaan diri.
Benjamin Franklin juga memasukkan Frugality sebagai salah satu dari tiga belas kebajikan yang Dia anut sebagai panduan kehidupannya.

Dengan suka rela memilih hidup dalam kesederhanaan (voluntary simplicity).
Kita telah sering dengan salah dicekoki, bahwa kita baru akan bergembira dengan memiliki banyak.
Kita telah hanyut dalam konsumerisme dan menjadi sasaran empuk dari iklan TV.
Kita adalah korban langsung dari gengsi, ingin berlomba dan tidak mau kalah saat melihat orang lain 'punya' lebih dibanding kita.
Kita gagal memahami bahwa berkecukupan adalah memiliki apa yang dibutuhkan, bukanlah memiliki segala sesuatu.
Kita tidak menyadari bahwa mengambil berlebihan, hanyalah akan menjadikannya beban.
Kita lupa bahwa jika memiliki dengan berlebihan, kita akan cenderung menghabiskan waktu mengurusi 'milik kita' daripada menggunakan waktu untuk menikmati hidup.
Kita lebih alpa lagi bahwa segala sesuatu ada harganya; memang kita membayar harga labelnya, tetapi telah mengkhianati yang tidak mampu membayar harga label tersebut, sementara harga real-nya dibayar oleh lingkungan, oleh bunda pertiwi, dan dirampas dari anak cucu kita.



Beberapa hal berikut mungkin perlu kita renungkan:
1. Menghamburkan apa yang tidak pantas (uang, material, kata-kata, perbuatan, etc) adalah kebodohan, mengirit apa yang seharusnya dilakukan adalah ketidak pekaaan. Melakukan hal yang benar, dalam porsi yang sesuai, pada saat yang tepat adalah kearifan.

2. Produktivitas adalah Efisiensi x Efektivitas. Adalah penting untuk meminimalkan biaya, lebih penting lagi untuk berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Yang paling parah adalah menghamburkan sumber daya untuk sesuatu yang tidak berdaya guna.

3. Pemborosan adalah kebocoran. hanya masalah waktu akan mengakibatkan kapal karam. Pemborosan bisa terjadi pada apa saja: uang, sumber daya, tenaga, ketenangan hidup, vitalitas, dll.

4. Menghamburkan milik sendiri adalah boros, menghamburkan milik bersama adalah egoisme dan ketidak perdulian, menghamburkan apa yang bukan menjadi milik kita adalah perampasan.

5. E. F. Schumacher: "Mereka yang sok pintar dapat membuat sesuatu menjadi lebih besar, lebih kompleks dan lebih mengakibatkan kekerasan. Dibutuhkan sebuah sentuhan jenius, yang penuh keberanian, untuk bergerak ke arah yang sebaliknya."

6. Menabung adalah meningkatkan kapasitas, hanyalah langkah pendahuluan. Tetap saja pemanfaatan kapasitas yang menjadi kunci benar-salah.

7. "Si Fu" adalah tentang optimalisasi. Memaksimalkan sumber daya dan jodoh. Memaksimalkan kehidupan, memaksimalkan nilai diri.

..