Je’jamur’an adalah resto yang menawarkan menu dari bahan dasar berbagai jenis jamur, mulai dari jamur tiram, kancing, merang, kuping maupun shitake, yang diolah sedemikian rupa menjadi sate, tongseng, pepes, garang asem, dan banyak lainnya.
Dari Ring Road utara Jogja, kurang lebih 5 km pada jalan utama Jogja ke Muntilan, berbelok ke kanan dan masuk sejauh 800 m. Dari arah Jogja, reklame dan petunjuk menuju Resto Je’jamur’an ini akan dengan mudah ditemukan.
Pak Ratidjo memulai Jejamuran untuk membantu memperkenalkan jamur kepada masyarakat saat jamur belum diterima meluas. Kini Volva Indonesia, perusahaan Pak Ratidjo ditunjuk oleh Departemen Pertanian sebagai Pusat Pendidikan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), dan rata-rata sehari menyuplai 3000 log jamur.
Je’jamur’an telah mengalami banyak perbaikan besar sejak kunjungan yang terakhir. Walau menu tetap belum banyak perubahan, namun perluasan dan renovasi, tempat parkir baru yang jauh lebih luas, penambahan live music, display jamur yang tumbuh baik di log maupun wadah container plastic: Je’jamur’an sungguh berhasil dan sangat menggugah. Sungguh banyak yang Kampoeng Kasih bisa pelajari dari sini.
Disaster Oasis
“Disaster Oasis” menyediakan akomodasi dengan bangunan yang dirancang tahan gempa dan tsunami. Setiap cottage memiliki ciri arsitektur yang berbeda; ada yang bergaya Lombok, Timor, Nias, Aceh, dan juga Flores. Semua bangunan sederhana namun masih sangat terawat, berdinding kayu maupun bata ekspose saja.Walaupun menyediakan penginapan, Disaster Oasis lebih mengkhususkan diri pada Group Meeting, pelatihan, outbound, dan terutama adalah pelatihan dalam persiapan diri dalam menghadapi dan menanggulangi bencana.
Ada suatu ruangan yang sangat khusus di sini, yang berisi berbagai barang kerajinan dari berbagai pelosok Nusantara, juga diisi berbagai peralatan dan perlengkapan berkaitan dengan pertolongan terhadap bencana. Lebih menggugah lagi adalah foto-foto yang tergantung memenuhi ruangan. Foto-foto tersebut bertema keindahan Nusantara, dan ‘bekas-bekas luka’ yang ditinggalkan bencana dan perseteruan etnis/agama.
Saya belajar banyak, tentang pola pengelolaan dan fungsi yang akan diemban oleh Kampoeng kasih, tentang keterlibatan dan fungsi sosial institusi keagamaan. Dan membuatku merenung tentang bencana:
Tidak ada yang permanen, demikian juga dengan alam.
Beberapa perubahan besar pada alam akan menjadi bencana bagi kaum manusia.
yang tegar untuk tetap dan segera bangkit kembali,
Hati yang damai adalah hati yang tidak diisi dengan kebencian.
Amboja Resto dan Indmira
Sangat tidak sabar menunggu kesempatan selanjutnya untuk belajar lebih banyak lagi.
Sesudah melihat Amboja dan Indmira, Jejamuran dan juga Disaster Oasis, sudah semakin jelas bentuk kampoeng Kasih kelak. Trims..