Sunday, December 27, 2009

Sparring partner


Perjalanan seseorang yang memperjuangkan yang terbaik untuk "HIDUP"-nya dapat diperumpamakan seperti perjalanan seorang petinju menuju tahta juara.
Untuk mendukung perjalanan ini banyak peralatan kita pakai,
banyak orang kita butuhkan untuk mendukung.


Kita butuh sasana yang cukup baik, dengan fasilitas latihan yang paling tidak cukup memadai:
Dengan Barbel kita latihan beban untuk meningkatkan kekuatan otot.
Dengan Punching bag kita berlatih menghunjamkan senjata kita, tentu saja maksud saya..tangan.
Dengan speed bag kita berlatih kecepatan dan koordinasi mata.
Dengan speed rope kita skipping untuk kecepatan kaki dan footwork.
Dengan tali pengikat kaki untuk melatih keseimbangan, agar sigap untuk menghindar saat bertahan, agar pada kesempatan pertama langsung mendekat menyerang.
... dan tentu saja banyak peralatan kecil pendukung lainnya.

Ada Pelatih Kepala, Sang Trainer
Ada pelatih fisik,
..ada 2nd assistant
Ada massageur, baik untuk membantu stimulasi penyiapan fisik maupun untuk penyembuhan otot...
Ada cut men, khusus untuk menangani luka dan menghentikan pendarahan.
Ada yang membantu mengawasi dan menyediakan diet yang sesuai..
Ada manager
dan tentu saja tidak lupa keluarga dan para pendukung setia
masih,... masih ada satu yang terpenting yang kita lupa,...sparring partner.

ttg sparring partner ini, dia memerankan peranan penting.
Dia dibayar untuk memukul kita.
Pelatih telah membocorkan kepadanya apa yang menjadi kelemahan kita agar dieksploitasi.
Dia membantu kita lebih tahan pukul.
Dia membuka mata tentang apa yang masih menjadi kekurangan kita.
dan jangan lupa dia juga sudah babak belur untuk bayaran yang sebenarnya tidak banyak.

Untung pertandingan 12 ronde pertandingan, bersama sparring partner kita berlatih 150 ronde.
dan lebih baik saya babak belur oleh sparring partner saya daripada gagal meraih tahta juara.
Sebenarnya juga tidak perlu khawatir, karena dalam latihan bersama sparring partner, kita memakai gloves yang cukup tepat, tidak terlalu berat, namun tetap harus cukup tebal sehingga tidak mencederai..kita juga mengenakan berbagai pelindung: headgear untuk kepala, mouthguards di mulut dan no-faulth protector untuk daerah terlarang sehingga kita juga tidak akan dicederai.

Thanks partner, Anda telah banyak membantu kesiapanku.

Btw, sudahkah Anda mengenali "Sparring Partnermu"?
Sudahkah Anda mengucapkan terima kasih kepadaNya?

***

Friday, December 4, 2009

Pengambilan keputusan

"It is in your moments of decision that your destiny is shaped."


Setiap hari, setiap saat kita mengambil keputusan..
Dari keputusan yang diambil, dapat dinilai kematangan, keteguhan, keberanian, kebesaran jiwa dan berbagai kualitas lain dari sebuah pribadi.

Tidak ada di antara mereka yang mengecap keberhasilan yang tidak pernah mengambil keputusan besar.
Sementara banyak yang lain,
yang tidak mengambil keputusan,
yang terlambat memutuskan,
yang ragu dan selalu hanyut dalam pikiran akan konsekuensi setiap keputusan,
yang gegabah memutuskan tanpa pertimbangan mendalam,
tidak pernah mencapai hal besar dalam hidupnya.



Demikianlah seyogya seorang Sommaratana, melalui pertimbangan mendalam, pada waktu yang tepat, akan memutuskan...:

Hidupku adalah milikku
Keputusan besar yang pertama adalah keputusan bahwa "hidupku adalah milikku".
Keputusan untuk menerima hidup sebagai hadiah yang terbesar, sekaligus mulai saat ini menjadi penanggung jawab utama atasnya. Hanya sesudahnya hidup benar dimulai.
Keputusan untuk tidak lagi hidup dalam penyesalan dan kebiasaan mencari-cari alasan, untuk tidak bersembunyi di belakang kebesaran apalagi berpijak di atas kekerdilan orang lain.

Saya tidak memilih sarang yang nyaman
Keputusan untuk meninggalkan sarang kenyamanan, demi mengecap pelajaran dari setiap dinamika sebuah perjalanan.
Keputusan untuk hidup menghadapi tantangan, untuk terus menggali perspektif dan kemampuan baru, untuk terus beradaptasi, daripada hanya bergantung kepada ketrampilan lama yang segera akan kadaluwarsa dan hanya bisa berlaku dalam lingkup yang sangat terbatas. Keputusan untuk segera menuju penugasan dan tantangan selanjutnya dan tidak bermabuk ria dalam pesta keberhasilan.

Saya tidak memilih jalan yang mudah

Keputusan untuk mengenyampingkan kemudahan bersyarat yang ditawarkan demi kebebasan tak bersyarat yang harus diperjuangkan sendiri.
Keputusan untuk membeli kebebasan hidup, dengan membayar harga yang sangat mahal sekalipun, terkadang dengan segala yang kita miliki, dengan segala yang kita 'ketahui'.

Saya tidak akan ragu terhenti di persimpangan kehidupan.
Keputusan untuk melupakan banyak yang baik untuk menyongsong yang terbaik.
Keputusan untuk mendahulukan apa yang perlu dilakukan lebih dari apa yang mau, suka atau ingin dilakukan.
Keputusan untuk menuju yang benar-benar harus didapatkan, dan apa yang akan rela dilepaskan sebagai kompensasinya. Keputusan tentang apa yang harus dicapai, apa yang perlu dibawa serta, apa pula yang harus ditinggalkan.

Saya berkomitmen penuh kepada kebajikan
Keputusan bahwa hidup harus memawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Keputusan agar setiap ucapan dan perbuatan, besar maupun kecil, supaya membawa perubahan positif bagi semuanya.

Mendengarkan aspirasi setiap orang, membela yang tak terwakili.
Keputusan untuk mengajak partisipasi semua yang terlibat, untuk mendengar dan memahami semua pihak, sebelum sebuah konsensus diambil.
Keputusan untuk memberi perhatian khusus bagi yang tak terwakili, yang lemah, juga kepada yang tidak memahami apa yang benar-benar dirinya dibutuhkan.

Perjalanan hidupku telah mengajariku banyak, membentukku lama, mengukirku cukup dalam, sehingga kini ku yakin, semua yang saya putuskan dengan sebuah hati yang 'terbuka', biasanya adalah keputusan yang benar.

Saya telah bersahabat baik dengan alam dan semua isinya, menyatu membela setiap kepentingannya, sehingga kini, setiap suatu keputusan yang kuambil, adalah juga mempertimbangkan keadaan dan kehendak mereka. Dan sekarang, bagi setiap keputusanku, semesta berkonspirasi untuk mewujudkannya.
Saya telah melewati berbagai momen yang mengajarkan bahwa, jika terus menunggu sampai yakin sepenuhnya keputusan yang diambil adalah benar, kemungkinan besar keputusan yang diambil tidak akan lagi berarti.

Pada saat benar-benar dibutuhkan segeralah ambil keputusan, sehingga keputusan yang tersedia adalah yang baik atau kurang baik. Bila saya tidak segera memutuskan, keputusan akan dilakukan orang lain untuk-ku , dan keputusan yang terjadi biasanya tidak baik. & Terlepas dari baik, kurang baik atau tidak baik, "memutuskan" berarti proaktif, sementara "tidak memutuskan" adalah fatal, adalah pasrah dan menyerah kepada ke'empat angin': faktor kebetulan, nasib, sistem dan kekuasaan.

Tidak semua keputusanku serta merta terwujud. Namun, selain menjadi semakin sabar, sayapun menjadi paham bahwa: "Kesetiaan untuk memenuhi keputusan adalah bentuk integritas, sementara untuk mencapai tujuan akhir keputusan dibutuhkan fleksibilitas."

Satu keputusan yang paling penting yang saya terus lakukan dari hari ke hari adalah tentang pemilihan sikapku. Ini jauh lebih penting dari masa laluku, pendidikanku, jumlah tabunganku, kisah keberhasilan atau kegagalanku, ketenaran atau kepedihan hidupku, apa yang dibicarakan orang lain tentang diriku, maupun semua keadaan maupun kedudukanku. Sikapku-lah yang terus mendorong atau melumpuhkan kemajuanku. Sendirian, ialah yang menyalakan maupun menghancurkan harapanku. Dengan "sikap-kepribadian dan pemahaman" yang benar, tidak ada halangan yang terlalu tinggi, lembah yang terlalu dalam, atau mimpi yang terlalu gila, tidak ada tantangan yang tak mungkin, yang terlalu besar bagiku.

Setiap keputusan yang dibuat, SETIAP KEPUTUSAN, adalah bukan tentang apa yang akan dilakukan, melainkan tentang siapa diriku. Setelah mampu melihat hal ini, memahami hal ini, segalanya berubah. saya pun mulai melihat hidup dengan perspektif yang baru. Setiap kejadian, setiap detil kecil dalam hidup, menjadi kesempatan untuk menggenapi panggilan hidupku, untuk memenuhi alasan kedatanganku.

Manusia adalah makhluk sosial, berbagai keputusan hidup perlu mempertimbangkan pandangan masyarakat untuk mencapai keharmonisan.. Setiap anak manusia adalah bagian dari keluarganya, setiap keputusan perlu memdengarkan perasaan keluarga untuk menjaga keutuhan. Manusia adalah bernurani, maka keputusannya selayaknya demi semua makhluk. ..diatas segalanya saya memilih mendengarkan panggilan hidupku lebih dari yang lain..

Beberapa tips tentang pengambilan keputusan:

  • Ikuti panutanmu. Bayangkan bagaimana dia yang sangat anda hormati akan bereaksi dan memutuskan dalam kondisi yang anda hadapi kini?
  • Selalu mulai dengan mempelajari semua data dan fakta yang ada. Tanpa data dan penguasaan masalah, yang dianggap 'naluri' sebenarnya hanyalah pembodohan diri sendiri.
  • Ada juga kalanya dimana tidak penting untuk mengambil keputusan. Ingat!!! pada waktu itu, adalah penting untuk tidak mengambil keputusan.
  • Pengambilan keputusan adalah suatu seni untuk memadukan ketiga organ yang sebenarnya hanya terpisah tidak lebih dari setengah meter satu sama lain: 'head' (kearifan) , 'heart' (welas kasih) dan 'gut' (keberanian). Jadi untuk pengambilan keputusan yang efektif latihlah ketiganya.
  • Bagi setiap keputusan, ada set pertimbangan yang berbeda-beda. Mulai dari opini dan kecenderungan publik, .... hingga bara gairah keinginan. Jadi pengambilan keputusan juga mengenai penentuan prioritas dari hal-hal yang menjadi pertimbangan.

Kekuatan dalam pengambilan keputusanlah yang menjadi kapasitas bagimu, untuk menghilangkan semua penghalang untuk memperbaiki setiap dan semua bagian dari hidup, secara instan.
***

Tuesday, December 1, 2009

Voluntary simplicity

Thrift is not an affair of the pocket, but an affair of character. ~S.W. Straus

Berbicaralah tentang hemat...
Apakah itu hanya tentang materi?
Demikian ada yang mengatakan kepadaku...

Hemat tentu saja bukan sekedar tidak membeli terlalu banyak, atau berusaha mendapatkan sesuatu dengan harga yang paling murah.
Hemat tentu tidak sekedar menggunakan sesedikit mungkin, atau menggunakan apa saja yang tersedia.
Lebih bukan lagi 'menggunakan upaya yang seminimal mungkin untuk mencapai sesuatu tujuan/kepentingan pribadi, dan meninggalkan persoalannya diselesaikan oleh orang lain, apalagi generasi selanjutnya.'

Lalu bagaimana kita menjabarkan saat dikatakan, bersama dengan Kan En (bersyukur) dan Huan Si (bergembira), Si Fu (yang sering diterjemahkan dengan terlalu sederhana sebagai berhemat) merupakan tiga fondasi pembinaan diri.
Benjamin Franklin juga memasukkan Frugality sebagai salah satu dari tiga belas kebajikan yang Dia anut sebagai panduan kehidupannya.

Dengan suka rela memilih hidup dalam kesederhanaan (voluntary simplicity).
Kita telah sering dengan salah dicekoki, bahwa kita baru akan bergembira dengan memiliki banyak.
Kita telah hanyut dalam konsumerisme dan menjadi sasaran empuk dari iklan TV.
Kita adalah korban langsung dari gengsi, ingin berlomba dan tidak mau kalah saat melihat orang lain 'punya' lebih dibanding kita.
Kita gagal memahami bahwa berkecukupan adalah memiliki apa yang dibutuhkan, bukanlah memiliki segala sesuatu.
Kita tidak menyadari bahwa mengambil berlebihan, hanyalah akan menjadikannya beban.
Kita lupa bahwa jika memiliki dengan berlebihan, kita akan cenderung menghabiskan waktu mengurusi 'milik kita' daripada menggunakan waktu untuk menikmati hidup.
Kita lebih alpa lagi bahwa segala sesuatu ada harganya; memang kita membayar harga labelnya, tetapi telah mengkhianati yang tidak mampu membayar harga label tersebut, sementara harga real-nya dibayar oleh lingkungan, oleh bunda pertiwi, dan dirampas dari anak cucu kita.



Beberapa hal berikut mungkin perlu kita renungkan:
1. Menghamburkan apa yang tidak pantas (uang, material, kata-kata, perbuatan, etc) adalah kebodohan, mengirit apa yang seharusnya dilakukan adalah ketidak pekaaan. Melakukan hal yang benar, dalam porsi yang sesuai, pada saat yang tepat adalah kearifan.

2. Produktivitas adalah Efisiensi x Efektivitas. Adalah penting untuk meminimalkan biaya, lebih penting lagi untuk berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Yang paling parah adalah menghamburkan sumber daya untuk sesuatu yang tidak berdaya guna.

3. Pemborosan adalah kebocoran. hanya masalah waktu akan mengakibatkan kapal karam. Pemborosan bisa terjadi pada apa saja: uang, sumber daya, tenaga, ketenangan hidup, vitalitas, dll.

4. Menghamburkan milik sendiri adalah boros, menghamburkan milik bersama adalah egoisme dan ketidak perdulian, menghamburkan apa yang bukan menjadi milik kita adalah perampasan.

5. E. F. Schumacher: "Mereka yang sok pintar dapat membuat sesuatu menjadi lebih besar, lebih kompleks dan lebih mengakibatkan kekerasan. Dibutuhkan sebuah sentuhan jenius, yang penuh keberanian, untuk bergerak ke arah yang sebaliknya."

6. Menabung adalah meningkatkan kapasitas, hanyalah langkah pendahuluan. Tetap saja pemanfaatan kapasitas yang menjadi kunci benar-salah.

7. "Si Fu" adalah tentang optimalisasi. Memaksimalkan sumber daya dan jodoh. Memaksimalkan kehidupan, memaksimalkan nilai diri.

..

Tuesday, November 3, 2009

Persiapkan dirimu dengan baik.

Ada seorang Adik di “Benar-7” yang sedang sangat gundah. Harus berkelana jauh untuk nafkah, di perantauan jauh dari keluarga, sahabat dan Wadah Ketuhanan.
Kesendirian tidak selalu perlu menjadi masalah. Ia menjadi persoalan besar karena kehilangan tempat berbagi, berkeluh kesah dan tempat mencari bimbingan.
Ia merasa tersiksa, menjerit mengatakan: “Saya bagaikan menjadi berkepribadian ganda.Walau di satu sisi mengetahui apa yang baik, tetapi di sisi lain tidak mampu untuk mengikuti dan melakukan yang baik. Saya Tidak kuasa untuk meninggalkan pikiran burukku.”


Pendahulu, Buku Suci dan Wadah Ketuhanan.
Belasan tahun yang lalu, seorang senior mengatakan kepadaku, seorang yang membina diri mempunyai tiga hal yang tidak boleh ditinggalkan. Ketiganya merupakan ‘perlindungan’ yang baik: Pendahulu, Buku Suci dan Wadah Ketuhanan.

Sering sudah kita mendengar hal tersebut. Kita mengetahuinya. Mungkin itulah sebabnya kita Nien Cing, kita minum teh dan bersenda gurau bersama pendahulu, kita selalu ke fothang.

Namun miris rasanya melihat beberapa adik, tetap tidak berdaya, dipermainkan dan terseret ke sana kemari, tergulung oleh kerasnya ombak kehidupan yang tidak pandang bulu.
Mereka selalu sepenuh hati, bersemangat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Wadah Ketuhanan, namun mengapa tetap sulit menghadapi kerasnya kehidupan. Adakah yang salah dengan Wadah Ketuhanan? Adakah yang salah dengan pembinaan diri? Jelas tidak.. Lalu dimana letak kesalahannya?

Ternyata kesalahannya adalah, walau kita akrab dengan pendahulu, kita tidak pernah menjadikannya teladan, tidak memperoleh inspirasi yang cukup dari mereka. Kita sering mengabaikan kesalahan kecil yang kita lakukan pada saat kesalahan tersebut masih mudah dibenahi, sampai akhirnya kesalahan tersebut telah menjadi persoalan yang akut dan sulit disembuhkan. Hanya sesudahnya kita mencari pendahulu, seakan pendahulu adalah dukun bagi segala persoalan.
Saat kepada kita ditunjukkan apa yang menjadi kesalahan kita, kita justru mangkir dan selanjutnya menghindar. Kita gagal menumbuhkan cukup rasa hormat agar dapat meminta bantuan pendahulu untuk membukakan kran potensi diri kita.

Ternyata kesalahannya adalah kita menghafal kitab suci tertentu. Padahal sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah membacanya, merenungkannya, memahaminya, menghayatinya, selanjutnya menjalankannya dan menggunakannya sebagai panduan bagi kehidupan diri sendiri, dan juga orang lain.
Kesalahannya adalah karena Buku Suci tidak dipergunakan sepenuhnya menjadi nara sumber bagi proses pembelajaran, kisah perjalanan para suci gagal dipergunakan sebagai acuan dalam pencarian akan kebenaran.

Ternyata kesalahannya terletak kita yang terpanggil datang ke wadah Ketuhanan adalah karena kegiatannya “seru”. Sehingga walau terlibat dalam berbagai aktifitasnya, tetapi tidak terjadi kegiatan wadah Ketuhanan menjadi ‘sarana pemurnian diri’.
Aktifitas Wadah Ketuhanan seyogyanya tidak hanya mengasah kemampuan kita untuk mengatur dan mengkoordinasi kegiatan; Lebih penting lagi, kita meminjam berbagai kegiatan Ketuhanan untuk mengasah kepekaan, memperhalus kepribadian, mempertajam pengendalian diri, dan menegakkan kebajikan.

Sekolah, guru, kurikulum dan fasilitasnya semuanya boleh jadi bagus, tapi apakah kita sudah dan benar-benar belajar????
Kita gagal untuk menyadari ternyata ke-3 hal tersebut adalah hanya Pengawal/Pembina, Pelajaran dan fasilitas/sarana bagi pembinaan dan pengembangan diri, bukan pembinaan diri itu sendiri. Kualitas dan hasil pembinaan diri tetap saja sangat bergantung kepada masing-masing Individu.

IQ, EQ dan CQ/SQ

Kita jarang merenungkan tentang berbagai tantangan dan kesulitan di depan. Sehingga tidak heran bila kita tidak menyiapkan diri dengan baik untuk menghadapinya. Lupakan tentang membantu mempersiapkan adik-adik untuk menyongsong masa depan.

Hidup adalah bagaikan suatu permainan.
Hidup dapat saja menjadi menyenangkan, tetapi hanya bagi mereka yang paham akan peraturan dan berbagai karakteristiknya.
Tetapi akan bagaikan sebuah jebakan, sebuah pusaran lumpur, penjara bagi mereka yang tidak memahami ‘hidup’, yang tidak menguasai aturan umum yang ditetapkan ‘hidup’.
Hidup akan bersahabat dengan siapapun yang datang dengan persiapan dan tulus terhadapnya.
Tetapi akan menjadi musuh menakutkan bagi yang tidak perduli dan meremehkannya.

Andrew_Carnegie menyatakan hal ini tentang hidupnya:
Pergunakan 1/3 bagian pertama dari kehidupan untuk belajar apa saja, mempersiapkan segalanya untuk menghadapi kehidupan.
Pergunakan 1/3 bagian yang kedua untuk bekerja sekeras-kerasnya, mengumpulkan apa saja dari kehidupan.
Pergunakan 1/3 bagian terakhir dari kehidupan untuk memberikan, menyumbangkan, mendedikasikan segala yang telah dikumpulkan dalam kehidupan bagi kemudahan hidup orang lain.

Itu adalah bagi Carnegie. Miris terkadang melihat hidup sebagian orang, pada usia belia tidak belajar dan menyiapkan apa-apa, pada usia menengah tidak mampu mengumpulkan cukup banyak dari kehidupan, pada usia tua kemudian terseot-seot dan menjadi beban bagi kehidupan orang lain.

Jadi apa yang harus dipersiapkan?
Segalanya.
Mulai dari mempersiapkan pengetahuan, mempersiapkan kesehatan Jiwa dan Raga, memperbesar kapasitas hati, dan jangan abaikan kebugaran fisik.
Semuanya.

Saat kepada Nipun Mehta ditanyakan apa yang mengantarkan dirinya kepada apa yang telah ia capai. Nipun mengatakan
“Kombinasi manis dari IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient) dan CQ (Compassion Quotient) ”.
Kehadiran IQ membuat seseorang disebut cerdas
Saat ditambah dengan EQ membantu terwujudnya kebahagiaan
Tapi hanya dengan dilengkapi SQ/CQ dapat mengantarkan hidup menjadi bernilai.
Dan ketiganya sebenarnya dapat dipersiapkan.


Lebih banyak ttg iq, eq dan sq dapat dibaca di sini.


dari ketiganya SQ paling kurang dipahami, untuk secara kasar mengukur SQ mu silahkan coba ini

Sudahkah siapkah saya?
Sudahkah Anda????

.

Friday, October 30, 2009

Tolonglah ganggu saya!!




Disturb Me, Please!
oleh Margaret Wheatley
(Oct 26, 2009)
http://www.ijourney.org/index.php?tid=659

Saat kuliah dulu, ada seorang dosen yang mendorong kami untuk berusaha mengenali apa yang mengangetkan dan mengganggu diri. Jika kita dikagetkan oleh pernyataan tertentu, itu menunjukkan kita berasumsi bahwa sesuatu yang lainlah yang benar. Jika kita merasa terganggu oleh sebuah komentar, itu menunjukkan bahwa kita meyakini hal lainlah yang benar.

Menyadari dan mengenali apa yang mengganggu diriku adalah merupakan lensa yang sangat luar biasa, yang membantu melihat ke dalam diri, apa yang saya pegang erat sebagai keyakinanku. Saat saya terguncang oleh sudut pandang dan keputusan orang lain, saya mempunyai kesempatan untuk menelaah sudut pandangku dengan lebih jernih. Saat saya mendengar diriku menyatakan, "Mengapa ada orang yang bisa mempercayai sesuatu seperti ini?!", bersamaan sebuah pintu terbuka bagiku untuk melihat apa yang kupercayai.

Saat saat "terguncang" ini adalah merupakan sebuah pemberian luar biasa. Dengan membuat keyakinanku terlihat, mereka memungkinkan diriku untuk secara sadar memilih mereka sekali lagi, atau sebaliknya merubahnya.

Bayangkan apa yang akan terjadi, bila secara bersama-sama, saling mendengarkan komentar satu sama lain, didasari kesediaan untuk membuka diri, dan tidak semata selalu ingin memperkokoh pendapat dan apa yang diri sendiri yakini. Bayangkan bila kita secara terbuka, bersedia mendengarkan satu sama lain, dengan kesadaran bahwa setiap orang memang melihat dunia dengan cara uniknya sendiri-sendiri. Bayangkan pertumbuhan seperti apa yang akan didapat, bila saya dapat senantiasa mempelajari sesuatu yang berbeda daripada terus memaksakan kesamaan. Sebenarnya kita mendapatkan banyak kesempatan seperti itu dalam satu hari, setiap harinya.

Apa yang akan bisa kita lihat, kita pelajari, kita ciptakan bersama, bila kita menjadi pendengar seperti ini, yang menikmati perbedaan dan terbuka terhadap guncangan dan 'gangguan'? Pada awalnya, kita akan sedikit takjub dengan sedemikian banyaknya perbedaan. Dan kemudian kita akan merasa sangat nyaman saat menyadari betapa kita menjadi semakin dekat, karena setiap kali saling mendengarkan dengan baik, kita saling mendekat.

Dari pemikiran-pemikiran yang baru dan teman-teman baru, kita akan menjadi semakin bijak. Kita akan mendapatkan hasil yang lebih banyak bila bersama menekuni dunia yang 'aneh' dan 'membingungkan' ini. Juga menjadi tidak terlalu menakutkan dan tidak kesepian. Kita akan bersama, disatukan oleh perbedaan dan bukannya dipisahkan.

Bila kita bersedia untuk terganggu oleh sesuatu yang baru daripada terus melekat pada kepastian masa lalu,
bila kita bersedia untuk mendengarkan mereka yang melihat dunia secara berbeda,
maka keluar-biasaan akan terjadi.
Kita belajar bahwa kita tidak perlu untuk saling setuju untuk dapat menjelajah bersama.
Tidak perlu kita selalu sama dalam isi otak, asalkan kita bisa bersatu dalam hati.

***

Sunday, October 4, 2009

Nipun Mehta

Siapa Saya ?
Sejak 31 dec 1975, saya telah dipanggil sebagai Nipun Mehta. Sebagaimana ilmu pengetahuan mengatakan bahawa saya pada dasarnya adalah 99.9% ruang hampa dan 0.1% getaran dengan aliran yang konstan. Jadi, secara teknis saya adalah seorang pencari jawaban atas pertanyaan ini.

Apa yang telah saya lakukan dalam hidup?
Saat di Sekolah menengah, saya mengantar koran. Saat di sekolah atas, tujuan hidup saya adalah menjadi petenis profesional atau menjadi Yogi di Himalaya. 17 tahun kehidupanku telah berubah dalam berbagai cara yang tidak bisa saya jelaskan dalam satu kalimat. Sesudahnya, saya mendapat gelar dari UC Berkeley di bidang Computer Science and Philosophy. Sebuah pekerjaan di Sun Microsystems pada tahun ketiga kuliahku menghasilkan uang jauh lebih banyak dari yang saya bisa pergunakan. Jadi saya lakukan satu-satunya cara yang memungkinkan, - memberikannya. Saya memberikan sedikit uang, kemudian sedikit waktu, dan kemudian seluruh diriku.

Pada April 1999, 3 sahabat bergabung bersamaku dalam sebuah project untuk membangun sebuah website bagi tempat penampungan mereka yang tidak punya rumah; yang dilakukan itu kemudian dikenal sebagai CharityFocus. Sekarang, ada 8500 relawan terlibat dalam aksi cinta kasih dalam dan dengan berbagai cara. CharityFocus masih sepenuhnya dijalankan dengan suka rela; pada 2001, Saya mengundurkan diri dan menjadi relawan penuh waktu. Saat itu saya tidak mempunyai mempunyai rencana untuk mampu bertahan lebih dari 6 bulan, tetapi sejauh ini semuanya baik-baik saja. :)
Sekitar pertengahan 2004, saya menikah dengan inspirasiku -- Guri Grewal. Ikrar pernikahan dari upacara pemberkahan sembilan-keyakinan kami adalah sumber pembelajaran, demikian juga dengan kisah bulan madu kami. :)

Saling mencintai menyatukan kami, tetapi Guri dan Saya tinggal bersama adalah agar bisa mencintai yang lain secara bersama-sama. Jadi pada Januari 2005, kami menggandakan taruhan. Kami meninggalkan segalanya menuju sebuah perjalanan dengan akhir yang terbuka luas, perjalanan (kaki) ibadah tanpa skenario, menyeberangi India, "untuk menggunakan tangan kami untuk melakukan kebaikan apa saja, menggunakan kepala (pengetahuan) untuk menjadi teladan yang menginspirasi siapa saja, dan menggunakan hati kami untuk mengembangkan kebenaran(dharma-truth)."


Untuk informasi lebih jauh dari Nipun boleh ke personal bio.


Serba serbi..
Saya percaya untuk melakukan sesuatu dengan sepenuhnya. saya termasuk yang paling muda saat kuliah pada usia 17 tahun, tapi lulus hanya sesudah 21 tahun, karena menghabiskan beberapa tahun untuk bermain tenis :) saat 11 tahun, saya bermain roller skating dan menjadi yang kedua secara nasional. Sebagai pemain baru, saya pernah mengalahkan seorang Master dari Russia dalam permainan catur. Pada hari pertamaku bermain ski, saya menaklukkan sebuah turunan dengan tingkat kesulitan black diamond.`

Saya tidak percaya kepada kebetulan. Lima perjalanan, lima lama Tibet yang tidak bisa berbahasa Inggris secara random datang ke rumah kami semalam sebelum untuk pertama kalinya saya muncul di depan TV: sebuah interview Live setengah jam bersama CNN International. saya bertemu dengan seorang Shankracharya, di jalanan India. Dan , di New York, saya ngobrol setengah jam dengan Richard Gere.

Full name: Nipun Mehta
Age: 34
Hometown: Berkeley, Calif.
Current position: Founder, CharityFocus.org
First job: Paper route with the San Jose Mercury News
Favorite job: Current one
Education: B.S. in Computer Science/Philosophy, Univesity of California at Berkeley Years in the industry: About 12 in technology, 10 in nonprofit
How I got here in 10 words or less: By coupling IQ with EQ and CQ (compassion quotient).
Best advice: "You won't solve all the problems of the world, but just make sure you aren't a problem for the world to solve."; "Be the change you wish to see."
Skills you need: "Ability to be useful to everyone, using your intellect creatively, and learning design principles from nature."
Where you should start: "Wherever you are. Think about what makes you come alive, and start doing it. You'll be surprised at how life organizes itself around your deepest beliefs."


utk Q&A lain ttg Nipun ada di kkc.
http://www.agoodideasf.org/nipunmehta.html



.

Saturday, September 26, 2009

KE-EMPAT BELAS LATIHAN KESADARAN

14-mindfulness dalam bentuk power point slide.


(dari Interbeing Oleh Thich Nhat Hanh)

Latihan Kesadaran Pertama: Keterbukaan
Sadar akan penderitaan yang diakibatkan oleh fanatisme dan ketidak-toleran, kita berdeterminasi untuk tidak berlebihan mengidolakan atau terkekang kepada doktrin, teori atau ideology tertentu. Ajaran Para Buddha adalah merupakan panduan yang membantu kita untuk mempelajari kehidupan secara mendalam dan mengembangkan pemahaman dan welas kasih. Mereka bukan merupakan suatu doktrin yang perlu diperjuangkan, atau malah perlu membunuh atau rela mati untuknya.

Latihan Kesadaran Kedua: Ketidakmelekatan terhadap pandangan
Sadar akan penderitaan yang diakibatkan oleh kemelekatan kepada pandangan dan persepsi yang salah, kita berdeterminasi untuk menghindari pandangan yang sempit dan terkekang oleh pandangan yang sekarang. Kita akan belajar dan melatih ketidakmelekatan terhadap pandangan, agar menjadi terbuka terhadap pemahaman dan pengalaman orang lain. Kita sadar bahwa pengetahuan yang sekarang dimiliki bukanlah suatu kebenaran mutlak yang taktergantikan. Kebenaran ditemukan dalam kehidupan, dan kita siap untuk mengamati kehidupan ke dalam dank e sekeliling kita, pada setiap saat, siap untuk belajar sepanjang hidup.

Latihan Kesadaran Ketiga: Kebebasan Berpikir
Sadar akan penderitaan sebagai akibat dari kita memaksakan pendapat kepada orang lain, kita berkomitmen untuk tidak memaksa orang lain, termasuk kepada anak-anak kita, dengan cara apapun – baik dengan otoritas, ancaman, uang, propaganda maupun indoktrinasi untuk mengadopsi pandangan kita. Kita akan menghargai hak orang lain untuk menjadi berbeda dan memilih apa yang akan menjadi keyakinannya dan semua keputusannya.
Kita tentu saja akan, membantu yang lain untuk meninggalkan fanatisme dan kepicikannya dengan berlatih secara mendalam dan terlibat dalam dialog yang penuh dengan welas kasih.

Latihan Kesadaran Keempat: Kesadaran akan Penderitaan
Dengan merenungkan secara mendalam esensi dari ‘penderitaan’, dapat membantu kita untuk mengembangkan welas kasih dan mencari jalan untuk keluar dari penderitaan.
Kita akan berdeterminasi untuk tidak menghindari penderitaan atau menutup mata kita dari penderitaan. Kita berkomitmen untuk mencari jalan, termasuk kontak pribadi, wujud maupun bunyi, untuk bersama mereka yang menderita, sehingga kita dapat memahami situasi mereka dengan mendalam dan membantu mereka mentransformasi penderitaan mereka ke dalam welas kasih, perdamaian dan kegembiraan.

Latihan Kesadaran Kelima : Kesederhanaan, Kehidupan yang Sehat
Sadar bahwa kebahagiaan yang sebenarnya adalah berakar pada perdamaian, solidaritas, kebebasan dan cinta kasih, tetapi bukan pada kekayaan dan ketenaran.
Kita berdeterminasi untuk tidak mempunyai tujuan hidup yang didasari ketenaran, keuntungan, kekayaan atau kesenangan sensual, dan tidak mengumpulkan kekayaan sementara jutaan yang lain kelaparan dan menghadapi kematian.
Kita berkomitmen untuk hidup sederhana dan membagi waktu kita, energy dan sumber daya materi dengan mereka yang membutuhkannya.
Kita akan mempraktikkan kebiasaan konsumsi yang penuh kesadaran, tidak memabukkan diri dengan alcohol, obat-obatan atau produk-produk apapun yang meracuni diri kolektif kita, fisik maupun kepekaan.

Latihan Kesadaran Keenam : Menghadapi Kemarahan
Sadar bahwa kemarahan akan menjadi halangan dalam berkomunikasi dan menciptakan penderitaan,
kita berdeterminasi untuk mengendalikan energy kemarahan begitu ia muncul, mengenalinya, dan mentransformasi benih-benih kemarahan yang tersembunyi mendalam pada kesadaran kita.
Saat kemarahan muncul, kita berdeterminasi untuk tidak melakukan atau menyatakan apapun, sebaliknya segera menenangkan diri, segera mengenali, ‘menyatu’ dan mengamatinya kemarahan ini dengan mendalam.
Dengan demikian kita akan belajar, dengan mata cinta kasih mengamati diri kita sendiri juga mereka yang kita anggap sebagai penyebab kemarahan kita.

Latihan Kesadaran Ketujuh: Hidup Berbahagia pada Saat Sekarang
Sadar bahwa kehidupan hanyalah ada pada saat sekarang ini dan adalah memungkinkan untuk hidup berbahagia di sini pada saat sekarang ini, kita berkomitmen untuk melatih diri kita untuk hidup ‘sepenuhnya’ pada saat sekarang, pada keseharian hidup.
Kita akan berusaha untuk tidak terhanyut oleh penyesalan maupun kebanggan akan masa lalu, kekhawatiran terhadap masa depan, ataupun ketamakan, kemarahan ataupun rasa iri pada saat sekarang. Kita akan senantiasa menarik kembali kesadaran agar hanya hidup pada saat sekarang.
Kita berdeterminasi untuk mempelajari hidup yang penuh kesadaran dengan menyentuh berbagai elemen yang penuh kemukjijatan, menyegarkan dan menyembuhkan yang tersedia di dalam diri maupun di sekitar kita, dan dengan menumbuhkan benih kegembiraan, perdamaian, cinta dan pengertian dalam diri kita, dengan demikian memfasilitasi transformasi dan penyembuhan terhadap kesadaran kita.

Latihan Kesadaran Kedelapan: Komunitas dan Komunikasi
Sadar bahwa komunikasi yang lemah selalu mengakibatkan perpisahan dan penderitaan, Kita berkomitmen untuk melatih diri dalam pendengaran yang penuh welas kasih (karuna) dan pembicaraan yang penuh cinta kasih (metta).
Kita akan belajar untuk mendengar dengan mendalam tanpa menghakimi atau bereaksi dan tidak akan
Akan menyatakan apapun yang akan mengakibatkan ketidak-nyamanan atau menyebabkan perpecahan pada komunitas.
Kita akan melakukan apapun untuk memungkinkan terbukanya komunikasi. berkonsiliasi dan menyelesaikan semua konflik, yang sekecil apapun.

Latihan Kesadaran Kesembilan: Pembicaraan yang Berdasarkan Kebenaran dan Kasih
Sadar bahwa pembicaraan bisa mengakibatkan penderitaan maupun kebahagiaan, kita berkomitmen untuk berusaha berbicara dalam kebenaran dan yang membangun, hanya menggunakan kata-kata yang memberi harapan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Kita berdeterminasi untuk tidak menyatakan hal yang tidak benar untuk kepentingan pribadi ataupun membuat orang lain terkesan, ataupun menyatakan hal yang akan mengakibatkan perpecahan dan kebencian.
Kita juga tidak akan menyebarkan berita yang kita tidak yakin akan kebenarannya ataupun mengkritik apalagi sampai menghujat sesuatu yang kita tidak tahu kepastiannya.
Sebaliknya kita akan berusaha yang terbaik untuk berbicara tentang ketidakadilan, walaupun itu akan mengancam keselamatan kita.

Latihan Kesadaran Kesepuluh: Melindungi Sangha (Komunitas Pembinaan Diri)
Sadar bahwa esensi dan tujuan dari sebuah komunitas pembinaan diri adalah untuk membina pemahaman dan welas kasih, kita berdeterminasi untuk tidak pernah menjadikan komunitas pembinaan diri bagi kepentingan/keuntungan pribadi, lebih lagi tidak menjadikannya sebagai instrumen politik.
Sebuah komunitas pembinaan diri perlu mengambil posisi yang jelas dalam menghadapi opresi ataupun ketidakadilan dan harus berjuang untuk merubah keadaan tanpa secara langsung terlibat dalam konflik partisan.

Latihan Kesadaran Kesebelas: Sumber Kehidupan yang Benar
Sadar bahwa kekerasan dan ketidak-adilan telah terjadi terhadap lingkungan dan masyarakat, kita berkomitmen untuk tidak terlibat dalam pola hidup yang akan menyakiti manusia maupun alam.
Kita akan melakukan yang terbaik untuk memilih suatu sumber kehidupan yang membantu tercapainya idealisme sesuai pemahaman dan welas kasih kita.
Sadar akan keadaan ekonomi global, realitas politik dan social, kita akan berperilaku secara bertanggung –jawab sebagai konsumen dan sebagai warga, untuk tidak mendukung badan/perusahaan yang menindas hak hidup orang lain.

Latihan Kesadaran Keduabelas: Menghormati Kehidupan
Sadar bahwa demikian banyak penderitaan yang telah diakibatkan oleh perang dan konflik, kita berdeterminasi untuk membina ‘tanpa-kekerasan’, lebih pengertian, dan welas kasih dalam keseharian hidup, untuk mendukung pendidikan tentang perdamaian, melatih kesadaran, dan rekonsiliasi/keutuhan keluarga, komunitas, bangsa dan dunia.
Kita berdeterminasi untuk tidak membunuh dan tidak mengakibatkan yang lain untuk membunuh.
Kita akan dengan rajin melakukan pencarian, bersama komunitas pembinaan diri kita untuk melindungi kehidupan dan menghindari peperangan.

Latihan Kesadaran Ketigabelas: Kemurahan Hati
Sadar bahwa penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidak-adilan social, pencurian dan opressi, kita berkomitmen untuk membina cinta kasih dan terus mencari cara untuk bekerja demi kelayakan hidup bagi banyak orang, hewan, tumbuh-tumbuhan dan mineral.
Kita akan melatih kemurahan hati untuk berbagi waktu, energy, dan sumber daya materi dengan mereka yang membutuhkannya.
Kita berdeterminasi untuk tidak mencuri dan juga tidak memiliki apapun yang seharusnya menjadi milik orang lain.
Kita akan menghormati kepemilikan orang lain, tetapi juga berusaha mencegah kejadian dimana ada yang mengambil keuntungan di atas penderitaan manusia ataupun makhluk lainnya.

Latihan Kesadaran Keempatbelas: Perilaku yang Benar
Sadar bahwa sebuah hubungan yang terjadi semata-mata dalam 'kegilaan' tidak akan pernah mengakhiri perasaan kesepian, tetapi sebaliknya akan mengakibatkan lebih banyak lagi penderitaan, frustasi dan terkucil,
Kita berdeterminasi untuk tidak terlibat dalam suatu hubungan sexual tanpa kesepahaman bersama, cinta dan komitmen jangka panjang
Dalam membangun suatu hubungan, kita harus memahami penderitaan di masa yang akan datang yang bisa diakibatkan oleh sebuah ‘kealpaan’ diri kita.
Kita tahu bahwa untuk mempertahankan kebahagiaan untuk diri sendiri maupun orang lain, harus dimulai dengan menghormati hak dan komitmen diri sendiri maupun dia yang lain.
Kita harus dan akan melakukan segala sesuatu dalam batas kemampuan kita untuk melindungi anak-anak dari kekerasan, dan mencegah pasangan dan keluarga menjadi terpecah belah, apalagi bila adalah disebabkan oleh pola perilaku seksual yang salah.
Kita harus dan akan memperlakukan raga kita dengan penuh hormat dan menujukan energy kita (vitalitas, kekuatan dan semangat) untuk pencapaian idealism bodhisattva kita.
Kita harus sepenuhnya sadar akan tanggungjawab dari membawa kehidupan baru ke dunia ini, dan akan merenungkan keadaan dunia tempat kita akan mengantar kehidupan yang baru ini.

Sunday, September 20, 2009

Yes We Can.. Oh Can We??

Untuk Slide dapat dilihat di "Perlindungan-lingkungan"


© All Rights Reserved, Krebs Sebastien
diterjemahkan dari diskripsi foto di flickr


Saya telah menunggu lama sebelum akhirnya menampilkan foto ini, karena saya menginginkannya sempurna dan mempunyai penjelasan disertakan bersamanya.
Dalam tahun-tahun terakhir, saya menjadi semakin sadar akan semua persoalan ini, yang kebanyakan orang memilih untuk mengabaikannya atau terlalu takut untuk menghadapinya.
Bumi telah melapuk dari yang paling atas hingga ke paling bawahnya, dan kita yang melakukannya.

Mulai dari lubang Ozone menganga di atmosfir, yang disebabkan oleh gas CFC, dengan melelehnya es abadi, jauh di bawah tanah Russia disebabkan oleh pemanasan global.

Mulai dari semakin 'letih'nya tanah pertanian di Perancis, yang suatu ketika merupakan suatu negara dengan praktik Gastronomy yang terbaik, yang disebabkan oleh praktek monokultur dan pemupukan selama beberapa dekade, hingga tanah yang masih tercemari radio aktif di sekitar Chernobyl yang belum juga membaik sesudah 25 tahun dan kini telah mempengaruhi anak-anak yang malah belum lahir pada saat kejadian petaka dahulu.

Mulai dari sisa minyak yang kita hirup di udara, yang merupakan sisa pembakaran karbon yang disimpan dan dikubur dalam-dalam oleh bumi selama jutaan tahun, hingga pada semakin menghilangnya populasi lebah di seluruh dunia, yang merupakan species kunci untuk keberlangsungan manusia, sebagai akibat dari penggunaan pestisida.

Mulai dari peternakan ayam yang sangat tidak hygienis dan dipenuhi banyak bakteri menular, mengakibatkan pandemik yang menakutkan (padahal hanya dibutuhkan 30 menit sinar matahari langsung untuk menghilangkan ancaman ini), hingga peterkanan ikan besar-besaran di Chili, yang menghancurkan keseluruhan kehidupan laut (bersama dengan semua populasi di dalamnyanya) agar menjadi makanan untuk salmo di Skotlandia, sehingga setiap orang dapat menikmati apa yang sebelumnya dianggap kemewahan.

Mulai dari penderitaan mereka yang tinggal di kota-kota yang telah tercemari secara kimia di Bangladesh, untuk memastikan mereka yang kaya tidak perlu membelanjakan terlalu banyak untuk mendapatkan pakaian kulit baru setiap musimnya, hingga perusahaan multi nasional seperti Shell, yang menutup kantor cabangnya di seluruh dunia, dan melakukan pemutusan hubungan kerja agar tetap dapat mempertahankan laba di tengah kesulitan ekonomi, untuk kembali dibuka kelak saat tenaga kerja telah lebih murah.

Tetapi, pada hari ini, apakah ada yang telah berubah? atau perbolehkan saya untuk bertanya, adakah di antara kita yang telah berubah?

Banyak yang memanti pemerintah atau perusahaan-perusahaan besar untuk menemukan jawaban dan kemudian menerapkan solusi terbaik, tapi berhentilah menunggu, karena mereka tidak akan melakukannya. Karena mereka memang tidak bisa melakukannya, atau memang tidak ingin melakukannya.

Perusahaan-perusahaan besar hanyalah melihat lingkungan (hak-hak hidup masyarakat dan kemakmuran hidup mereka) sebagai penghalang bagi pemenuhan keserakahan dan tercapainya keuntungan.

Pemerintah tidak berdaya dalam menghadapi perusahaan-perusahaan besar dan lobbi-lobbinya.
Dan walaupun mereka mampu, mereka tidak akan berubah untuk menolongmu....menolong kita.... karena sebagian dari mereka justru merasa diuntungkan dengan pemanasan global, seperti bagi Rusia dan Canada, karena akan membuka akses bagi rute navigasi dan sumber daya gas di wilayah mereka.

Dan sementara ini, semuanya berjalan seperti sebelumnya.
Tidak ada yang memberitahumu untuk tidak membuang waktu bodoh di depan TV dan waktu belanja setiap Sabtu sore di berbagai pusat perbelanjaan.
Tidak ada yang memberitahumu untuk mengurangi konsumsi daging dan ikan dan mulai menggunakan barang lokal.
Tidak ada yang memberitahumu tentang apa yang terpenting untuk dilakukan.... atau bila mereka melakukannya, tidak ada yang akan mendengarkan mereka, karena mereka dianggap aneh, tidak lazim dan anarkis.

Tidak, malah sebaliknya kita diberitahu untuk melanjutkan berbelanjan untuk 'menyelamatkan ekonomi'. Suku bunga telah diturunkan sedemikian rupa hingga angka yang tidak masuk akal untuk memastikan tidak ada yang menabung , sehingga tetap menjadi sandera dari sistem yang ada sekarang.
Biaya penerbangan telah mencapai titik yang terendah yang pernah ada. Yang kaya lebih kaya dari sebelumnya, dan yang miskin lebih miskin dari sebelumnya. Makanan tidak lagi aman untuk dimakan dan minuman tidak aman untuk diminum.... itupun bila beruntung mempunyai akses untuk memperolehnya.

Kita tidak hanya mengahadapi satu krisis besar, tetapi bertingkat banyak, dan terjadi bersamaan!

Banyak yang masih juga berusaha mempertahankan sistem yang telah terbukti tidak menjamin keberlangsungan.

Apa yang kebanyakan orang gagal untuk pahami adalah bukan Bumi yang sebenarnya perlu kita selamatkan. Adalah diri kita sendiri, Manusia. Bumi akan berhasil menemukan caranya untuk selamat dan pulih...akan ada caranya...Tetapi akankah kita? dan bila kita selamat, Apakah Bumi akan tertap nyaman dan bersahabat seperti sebelumnya? Apakah kita harus menunggu suatu perubahan iklim global baru akan bereaksi?Atau menunggu suatu pandemik lain yang mematikan? Rubuhnya ekonomi global? atau rubuhnya ekosistem?

Manusia telah membuktikan dirinya sebagai species yang sangat luar biasa. Jadi, pasti kita bisa.....HANYA AKANKAH KITA MELAKUKANNYA?

Saya akan…


.

Friday, September 18, 2009

Ya, saya akan.





Oktober 2009, Saat Diya dan Karna memutuskan untuk melanjutkan kebersamaan mereka ke jenjang selanjutnya, mereka juga menyepakati bersama alasan-alasan mengapa mereka memutuskan hal tersebut.


Suatu ketika alasan-alasan tersebut akan menjadi ikrar pernikahan mereka:

Apakah Anda, Karna dan Diya berjanji bersama:
untuk selalu saling membantu dalam mengembangkan kesadaran dan pemikiran?
Untuk saling membantu dalam menumbuhkan kemurahan hati, pengendalian diri, kesabaran, antusiasme, konsentrasi dan kebijaksanaan?
Seiring dengan berjalannya waktu, bersama menjalani naik dan turunnya kehidupan, dan mentransformasikan kehidupan menjadi sebuah perjalanan cinta, welas asih, kegembiraan dan kesetaraan?
Apakah Anda saling berjanji untuk terus tumbuh besama dalam Dharma?





Apakah Anda berjanji untuk saling mendukung perjalanan yang lain,
untuk terus menerus saling menyoroti apa yang menjadi kelebihan dirinya,
sangat menghargai dan mendukung apa yang menjadi panggilan intuisinya, walau tidak secara langsung memberi manfaat kepada dirimu sendiri?
Apakah Anda berjanji untuk saling menguatkan dan melengkapi kebajikan satu sama lain??




Memahami bahwa sama seperti diri sendiri pun masih merupakan misteri bagi diri sendiri, setiap yang lain tentu juga masih merupakan misteri,
apakah Anda berjanji untuk terus menggali, berusaha memahami diri sendiri, satu sama lain, dan semua yang lain?
Senantiasa berintrospeksi , terus menerus memeriksa setiap keinginan dan pikiran diri sendiri dan memperlakukan semua misteri kehidupan dengan keterbukaan dan kegembiraan?
Apakah anda berjanji untuk menerima dan mempercayai cara kerja alam semesta ini bagi dirimu?
Apakah anda berjanji untuk menerima dia sebagai pemberian terbesar dari alam semesta?



Apakah Anda berjanji untuk berkarya bagi kesejahteraan yang lain, dengan keseluruhan welas asih, kearifan dan ketrampilan-mu?
Apakah Anda berjanji untuk senantiasa mengingat betapa berbahayanya racun berupa kebodohan, kemarahan dan kemelekatan,
untuk menerapkan obat-obat penawar begitu racun tersebut muncul di benakmu?
Mengenang semua budi yang pernah Anda terima dan hubungan dengan semua makhluk,
Apakah Anda berjanji untuk menjadi alat untuk pelayanan tanpa pamrih?
Apakah Anda berdua berjanji untuk bekerja sebagai team dalam karya pelayanan ini?



Menyadari bahwa berbagai kondisi eksternal dalam kehidupan tidaklah akan selalu lancar, dan secara internal pikiran dan emosimu terkadang ditantang oleh pesimistis dan negatifitas,
Apakah Anda berjanji untuk melihat semua hal ini dengan keterbukaan, menganggapnya sebagai kesempatan untuk semakin tumbuh, dan semakin menguatkan komitmen untuk selalu saling menerima?
Apakah Anda berjanji untuk melalui semuanya bersama, membantu dan dibantu, menemani dan ditemani, menyembuhkan dan disembuhkan?




Bila tiba saatnya untuk berpisah, apakah Anda berjanji untuk dengan penuh rasa terima kasih mengenang kebersamaan yang telah dilalui dan kegembiraan yang telah diciptakan?
Apakah Anda berjanji untuk menerima bahwa semuanya tetaplah hanya kesementaraan dan segalanya tidak memiliki inti yang bisa membahagiakan?
Apakah Anda berjanji untuk memelihara rasa syukur atas semua yang telah dilalui, dengan kerelaan dan kesiapan segera melangkah lebih lanjut?




Apakah Anda berjanji untuk mempertahankan dan terus memperkaya rasa cinta yang sedemikian mendalam ini, dan membaginya dengan semua yang lain?

Apakah Anda berjanji untuk mengungkapkan kebenaran tentang Cinta, menceritakan semua kebajikan, kelebihan dan keindahan satu sama lain sebagai contoh bagi semua? dan daripada memendam semuanya untuk diri sendiri, arahkanlah sinar ini keluar untuk menyinari semua yang lain, Bersediakah Anda?

Apakah Anda berjanji untuk mengembangkan keluargamu untuk meliputi semua makhluk hidup?

K^.^D : "Ya kami Bersedia" (28 januari 2010)


..

Monday, September 14, 2009

Zhong Yong

http://chinese.dsturgeon.net/text.pl?node=10262&if=en

天命之謂性,率性之謂道,修道之謂教。

道也者,不可須臾離也,可離非道也。是故君子戒慎乎其所不睹,恐懼乎其所不聞。

莫見乎隱,莫顯乎微。故君子慎其獨也。

喜怒哀樂之未發,謂之中;發而皆中節,謂之和;中也者,天下之大本也;和也者,天下之達道也。

致中和,天地位焉,萬物育焉。




What Heaven has conferred is called The Nature; an accordance with this nature is called The Path of duty; the regulation of this path is called Instruction.

The path may not be left for an instant. If it could be left, it would not be the path. On this account, the superior man does not wait till he sees things, to be cautious, nor till he hears things, to be apprehensive.

There is nothing more visible than what is secret, and nothing more manifest than what is minute. Therefore the superior man is watchful over himself, when he is alone.

While there are no stirrings of pleasure, anger, sorrow, or joy, the mind may be said to be in the state of Equilibrium. When those feelings have been stirred, and they act in their due degree, there ensues what may be called the state of Harmony. This Equilibrium is the great root from which grow all the human actings in the world, and this Harmony is the universal path which they all should pursue.

Let the states of equilibrium and harmony exist in perfection, and a happy order will prevail throughout heaven and earth, and all things will be nourished and flourish.


Seimbang dan harmoni
Wujud awal, yang sesuai dengan kehendak Yang Maha Kuasa kita sebut sebagai kealamian. Hidup dengan meneladani kealamian adalah merupakan Jalan Suci. Bimbingan untuk menempuh jalan suci itulah yang dinamakan ajaran, yang menjadi agama.

Jalan Suci itu tidak boleh ditinggalkan walau sejenakpun. Yang boleh ditinggalkan/diabaikan, itu bukan jalan Suci. Itulah sebabnya seorang Budiman (yang Menempuh Jalan Suci), tidak akan menunggu hingga terlihat barulah berhati-hati, atau membiarkan hingga terdengar barulah dipahami.

Tidak ada yang lebih terlihat dari apa yang tersembunyi, dan tidak ada yang lebih jelas dari apa yang kecil-detail. Itulah sebabnya seorang Yang Menempuh Jalan Suci selalu waspada, mawas diri saat sendirian.

Saat kesenangan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan belum timbul, itu dinamakan sebagai keadaan Tengah. Setelah timbul, tetapi tetap di dalam batas-batas kepantasan, itu yang dinamakan keadaan Harmonis. Keseimbangan (keadaan tengah) adalah merupakan Pokok Fondasi dari semua hal di dunia, dan Keharmonisan adalah Jalan Universal-nya.

Bila keseimbangan dan keharmonisan dapat terwujud, maka langit dan bumi akan tertata baik, dan segala sesuatu akan terpelihara dan berkembang baik.
(terjemahan versi Somm P) ..

Sunday, September 13, 2009

Pembelajaran yang Utama


What the great learning teaches, is to illustrate illustrious virtue; to renovate the people; and to rest in the highest excellence.
.
The point where to rest being known, the object of pursuit is then determined; and, that being determined, a calm unperturbedness may be attained to. To that calmness there will succeed a tranquil repose. In that repose there may be careful deliberation, and that deliberation will be followed by the attainment of the desired end.
.
Things have their root and their branches. Affairs have their end and their beginning. To know what is first and what is last will lead near to what is taught in the Great Learning.
.
The ancients who wished to illustrate illustrious virtue throughout the kingdom, first ordered well their own states. Wishing to order well their states, they first regulated their families. Wishing to regulate their families, they first cultivated their persons. Wishing to cultivate their persons, they first rectified their hearts. Wishing to rectify their hearts, they first sought to be sincere in their thoughts. Wishing to be sincere in their thoughts, they first extended to the utmost their knowledge. Such extension of knowledge lay in the investigation of things.
.
Things being investigated, knowledge became complete. Their knowledge being complete, their thoughts were sincere. Their thoughts being sincere, their hearts were then rectified. Their hearts being rectified, their persons were cultivated. Their persons being cultivated, their families were regulated. Their families being regulated, their states were rightly governed. Their states being rightly governed, the whole kingdom was made tranquil and happy.
.
From the Son of Heaven down to the mass of the people, all must consider the cultivation of the person the root of everything besides.
.
It cannot be, when the root is neglected, that what should spring from it will be well ordered. It never has been the case that what was of great importance has been slightly cared for, and, at the same time, that what was of slight importance has been greatly cared for.

大學之道,在明明德,在親民,在止於至善。
.
知止而後有定,定而後能靜,靜而後能安,安而後能慮,慮而後能得。
.
物有本末,事有終始,知所先後,則近道矣。
.
古之欲明明德於天下者,先治其國;欲治其國者,先齊其家;欲齊其家者,先修其身;欲修其身者,先正其心;欲正其心者,先誠其意;欲誠其意者,先致其知,致知在格物。
.
物格而後知至,知至而後意誠,意誠而後心正,心正而後身修,身修而後家齊,家齊而後國治,國治而後天下平。
.
自天子以至於庶人,壹是皆以修身為本。
.
其本亂而末治者否矣,其所厚者薄,而其所薄者厚,未之有也!此謂知本,此謂知之至也。
.
.
Pembelajaran Utama
.
Yang menjadi inti dalam pembelajaran utama adalah tentang mengemilangkan kebajikan yang paling cemerlang, senantiasa memperbaharui diri sendiri maupun yang lain dan berhenti pada puncak perbuatan baik.
.
Dengan telah ditetapkannya/diketahuinya gambaran akhir (visi), maka ada sebuah kepastian tujuan (objektif);
Dengan adanya kepastian tujuan, maka tidak akan goyah dalam memfokuskan diri;
Dengan fokus pasti akan muncul ketenangan;
Dalam ketenangan pikiran bisa berpikir jernih;
Dengan pikiran yang jernih pasti akan berhasil.
.
Segala sesuatu ada yang menjadi akar dan ada yang menjadi dahannya.
Setiap urusan tentu ada ujung pangkalnya.
Jika telah mampu membedakan apa yang perlu didahulukan dan apa yang boleh menyusul kemudian, maka sudah dekatlah dengan prinsip-prinsip pembelajaran utama.
.
Orang dahulu yang ingin menggemilangkan kebajikan yang cemerlang di seluruh kerajaan, terlebih dahulu akan menata negerinya;
Untuk menata negerinya, terlebih dahulu menteraturkan keluarga;
Ingin keteraturan dalam keluarga, mulailah dengan membina orangnya;
Untuk membina orang, dimulai dengan meluruskan kehendak-niat hatinya;
Sebuah pikiran yang baik hanya memungkinkan bila ada kekayaan karakter;
Kekayaan karakter adalah dibangun di atas pengetahuan yang menyeluruh;
Dan pengetahuan yang menyeluruh hanya dimungkinkan bila terus mempelajari kebenaran di balik setiap fenomena dan kejadian, memahami hukum dan sifat dari setiap benda.
.
Setelah mempelajari segala sesuatu, pengetahuan menjadi lengkap.
Pengetahuan yang lengkap akan menghasilkan karakter yang kaya.
Dari karakter yang kaya inilah niat/kehendak yang baik itu dimungkinkan.
Dengan adanya niat yang baik barulah bisa membina diri.
Ada yang membina diri barulah keluarga teratur.
Jika keluarga teratur, tertatalah negeri.
Jika setiap negeri tertata, kedamaian ada di setiap bagian dari kerajaan.
.
Mulai dari Raja hingga rakyat jelata haruslah menyadari bahwa pembinaan diri merupakan sesuatu yang paling utama.
.
Adalah tidak memungkinkan bila dari akar yang telah rusak akan memunculkan keteraturan.
Janganlah sampai terjadi, hal yang esensial dianggap remeh.
Hal yang seharusnya remeh jangan pula menjadi mendominasi.
(terjemahan bebas versi sommaratana)
.

Friday, September 4, 2009

Prinsip-prinsip Utama Jalan Ketuhanan


道之宗旨
1 敬天地 2 禮神明 3愛國忠事 4敦品崇禮 5 孝父母 6重師尊 7信朋友 8和鄉鄰
9改惡向善 1 0講明五倫八德 11 闡發五教聖人之奧旨 1 2恪遵四維綱常之古禮
1 3洗心滌慮 14 借假修真 15 恢復本性之自然 16 啟發良知良能之至善
17 己立立人 18 己達達人 19 挽世界為清平
20 化人心為良善 21 冀世界為大同


The Principles of the Tao
1 To venerate Heaven and Earth; 2 To revere the divine beings; 3 To be patriotic and responsible; 4 To be virtuous and courteous; 5 To honor the parents; 6 To value the teachers; 7 To keep faith with friends; 8 To live harmoniously with neighbors;
9 To discard the bad and seek the good; 10 To clarify the Five Relationships and the Eight Virtues;
11 To spread the teachings of the Five Religions; 12 To follow the ancient practice of the Four Ethics, the Mainstays, and the Constant Virtues; 13 To cleanse the mind and purify the spirit; 14 To utilize the illusory world in cultivating the truth; 15 To restore the nature of the self; 16 To develop the perfection of conscience; 17 To establish oneself and help others in establishment;
18 To achieve goals and help others in achievement;
19 To bring the world into peace; 20 To change hearts into goodness;
21 To transform the world into Great Unity.


Prinsip-prinsip Utama Jalan Ketuhanan

1 Menghormati langit dan Bumi, 2 Memuliakan para Suci, 3 Mencintai Negara dan bertanggung jawab4 Mengutamakan kebajikan dan etika, 5 Berbakti pada orang tua, 6 Mentaati guru7 Setia dalam persahabatan, 8 Harmonis dalam bertetangga, 9 Berubah dari buruk menjadi baik10 Menjelaskan kelima hubungan dan delapan kebajikan11 Menyebar luaskan prinsip utama dalam ajaran dari nabi kelima agama12 Mempertahankan pelaksanaan dari berbagai nilai-nilai, tata hubungan dan kebajikan tua. 13 Membersihkan hati dan memurnikan jiwa,
14 Meminjam kesementaraan hidup untuk membina kesejatian.15 Kembali ke keaslian sifat semula, 16 Mengembangkan kesempurnaan nurani, 17 Menegakkan diri dan membantu menegakkan yang lain18 Mencapai tujuan hidup dan membantu yang lain mencapai tujuan hidupnya19 Membawa dunia ke dalam perdamaian, 20 Merubah setiap hati untuk menjadi baik21 Agar seluruh dunia menjadi satu kebersamaan yang besar.

Prinsip-prinsip Utama Jalan Ketuhanan

1 Merenungkan, memahami dan menghargai keagungan alam semesta dan bumi yang telah memungkinkan adanya kehidupan. Bertindak sebagai pelindung bagi planet Bumi dan segala sumber dayanya. Hidup selaras dengan alam, meningkatkan kualitas kehidupan manusia tanpa pernah mengorbankan alam.
2. Memuliakan Para Suci, Bodhisattva-Mahasattva-Para Buddha, Para Bijak, dan Guru-guru Agung yang telah datang sebelum kita. Dengan penuh hormat menempatkan Mereka sebagai teladan dan sumber inspirasi.
3. Dimana pun tempat tinggal yang dipilih, jadilah warga negara yang baik. Jalankanlah dengan baik apa yang menjadi tugas, tanggung jawab dan kewajiban.
4. Baik dalam karakter, perilaku dan pembawaan. Mengikuti apa yang menjadi etika umum, santun dalam perbuatan dan ucapan
5. Mencintai, hormat, mendukung dan patuh terhadap orang tua. Tidak lalai atau berbuat salah yang mengakibatkan orang tua mengkhawatirkan diri kita.
6. Memuliakan dan menghormati semua Guru dan Senior yang telah berjerih payah mendidik dan mewariskan kebijaksanaan hasil belajar mereka.
7. Tulus, jujur dan setia kawan dalam persahabatan. Membentuk kebersamaan yang saling mempercayai, saling dukung, saling berbagi dan saling ber-ketergantungan.
8. Hidup harmonis dengan masyarakat sekitar. Akur dengan tetangga bagaikan dengan keluarga terdekat.
9. Terus menerus memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan diri. Membuang jauh semua yang salah dan mempelajari yang baik.
10. Agar hidup dalam “Kelima keteraturan tata hubungan”, yaitu: Antara raja dan menteri, antara orang tua dan anak, antara suami dan isteri, antar saudara dan antar sahabat.
Dan “Delapan kebajikan dasar”, yaitu : Berbakti, Persaudaraan, Kesetiaan, Dapat dipercaya, Sopan santun, (mengutamakan) Kebenaran, Integritas dan Rasa Malu(akan kesalahan).
11. Merenungkan, memahami, mengenali dan menyebarkan apa yang menjadi inti-semangat , kearifan dari semua tradisi spiritualitas dan filosofi, yang akan bermanfaat-membantu setiap individu untuk memperbaiki kehidupan dan lebih berbuat baik.
12. Mempertahankan, menjalankan dan meneruskan warisan tata nilai yang sangat berharga. Keempat etika: Sopan santun, (mengutamakan) Kebenaran, Integritas dan Rasa Malu (akan kesalahan). Tiga Pilar tata hubungan social: Raja dan menteri (atasan dan bawahan), Orang tua dan anak dan suami-isteri. Lima Kebajikan utama: Welas kasih, Kesatria-an, Sopan santun, Kearifan dan Dapat dipercaya.
13. Menghilangkan dan menolak semua dan setiap pikiran buruk dan merusak. Mempertahankan dan membangun suatu sikap, pemikiran dan niat yang positif.
14. Melalui hidup yang ‘sementara’ untuk memahami ‘keabadian’. Menggunakan setiap kejadian dalam kehidupan sebagai sumber pelajaran yang tiada habisnya.
15. Mengenali dan menyadari Kesejatian diri (benih KeBudhaan) sebagai potensi yang tak terbatas, untuk hidup berbahagia, berbuat baik dan membantu sesame, hingga pencapaian kesempurnaan.
16. Mengembalikan kegemilangan nurani, yang maha mengetahui dan maha berkemampuan, agar mencapai puncak potensi kebajikannya.
17. Mengembangkan dan memapankan diri sendiri sedemikian rupa, selanjutnya membantu yang lain untuk mencapai hal yang sama.
18. Mencapai tujuan dan berbagai hal yang dianggap penting bagi hidup sendiri, selanjutnya membantu yang lain untuk menggali dan mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya.
19. Terus berusaha untuk mewujudkan sebuah dunia yang damai, tenang tenteram, yang tertata rapi dan asri.
20. Setiap orang hidup dengan kehendak yang baik, pikiran yang positif, perilaku yang bersahabat dan berbudaya.
21. Sehingga semua di dunia hidup dalam keadilan, kesetaraan dan keharmonisan, menjadi sebuah persaudaraan besar.

Tuesday, August 25, 2009

Saya sudah terbiasa tiwul

Demikianlah pernah saya dengar cerita,
tentang sepasang kakak adik yang saling sayang, saling peduli.


Si Adik, berpendidikan lumayan tinggi, dan kini tinggal di kota besar,
bekerja sebagai tangan kanan dari seorang juragan kaya raya,
hidup berkecukupan dari kerja yang ringan.

Si Adik memikirkan kakaknya yang masih tinggal di desa,
yang telah bekerja keras hanya untuk memungkinkannya mengecap pendidikan,
Si Adik berharap Sang Kakak mau pindah ke kota,
akan dia usahakan sebuah pekerjaan yang sangat layak dan menjanjikan.

Pulanglah si Adik ke desa menemui Kakaknya berusaha meyakinkan, :
"Kak...., ikutlah bersamaku, untuk tinggal di kota,
dengan koneksi dan kedudukan saya sekarang,
Kakak bisa memilih pekerjaan apa yang sesuai, yang lebih ringan, yang lebih menjanjikan.
Asalkan punya pekerjaan tetap, sisanya bisa dibeli dengan uang yang dihasilkan.
Di kota kehidupannya sangat sibuk, tapi yang dihasilkan setimpal dengan waktu yang dikorbankan.
Walau sementara tidak sering bertemu keluarga, tapi bila satu saat nanti pensiun kan semuanya menjadi serba mudah.
Memang saya sendiri juga masih ada Boss,
tapi asal pintar menyenangkan dirinya,
Kakak tidak perlu lagi makan nasi tiwul seperti sekarang."


Si Kakak tidak langsung menjawab,
sorot matanya memandang jauh,
seolah mencari penjelasan yang mudah dipahami bagi adiknya, :
"Semua pekerjaan adalah sederajat,
tanpa ada kita yang bertani, apa yang harus dimakan oleh orang kota?
Memang di sini jarang pegang uang,
kan alam sudah berbaik hati menyediakan berbagai keperluan sehari-hari.
Iya, bertani adalah pekerjaan berat,
tapi ada hasil lain selain uang dalam bentuk kesehatan, kekuatan, dan kedekatan dengan alam.
Saya harus ketemu setiap hari dengan keluarga,
bercengkerama dan saling berbagi cerita,
saya tidak bisa menunggu sampai tua untuk melakukannya.
Dik....., saya sudah terbiasa makan nasi tiwul,
rasanya saya tidak perlu lagi meremehkan diri hanya untuk menyenang-nyenangkan majikan."


Bersinarlah .. seterang-terangnya


There isn´t enough darkness in all the world to snuff out the light of one little candle.
Gautama Siddharta, 563-483 B.C.

Lilin selalu mampu menambahkan sentuhan khusus pada setiap rumah,
memberikan keistimewaan kepada setiap suasana, setiap momen.
Lilin adalah simbol harapan, adalah kemenangan,
karena kegelapan yang paling pekatpun tak berdaya menghadapi terang lilin yang terkecil.
.
Tanpa dinyalakan-pun, lilin telah membuat suatu ruang terlihat elegan,
Saat ditata berkelompok, lilin dapat menjadi titik pusat perhatian.
Begitu dinyalakan, lilin menciptakan nuansa, mempersembahkan kehangatan, membentuk kebersamaan dan kemesraan.
Lilin yang ber-wewangian mengurangi stress dan membantu relaksasi.

Sebuah lilin yang baik perlu dapat dibakar lama dan dibakar hingga habis,
nyalanya konstan karena sumbunya tidak rebah dan tepat di tengah sehingga tidak membakar satu sisi.
Sebuah lilin menjadi spesial bila saat dibakar tidak mengakibatkan asap yang mengganggu,
dan tidak akan meluber dan mengotori sekitarnya.
Lilin yang sempurna, menjadi bagai suar, yang tetap bertahan walau ditengah topan badai,
nyalanya fokus, dan terangnya diarahkan untuk membantu memberi petunjuk.


Kualitas LILIN, ditentukan dari 3 hal berikut:
Pertama, apakah Lilin dibuat dari bahan dasar yang terbaik, yang murni,
Kedua, apakah sumbu lilin terbuat dari bahan yang baik, yang terpasang tegak, tepat di tengah, tersambung hingga ke dasar lilin.
Ketiga, adalah tentang kualitas manfaat dari Lilin.
Banyak orang mengumpamakan diri agar meneladani lilin, yang membakar diri untuk menerangi yang lain. Jika memang ingin meneladani lilin, teladanilah lilin yang berkualitas baik.
....
2500-an tahun yang lalu, seorang Maha Guru telah merenungkan, menyadari dan kemudian mengajarkan bahwa:
1. Hidup adalah kesementaraan, penuh dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan tidak ada apapun yang kekal untuk bisa dipertahankan.
2. Sumber dari semua hal yang tidak menyenangkan adalah karena ego diri, yang mengambil bentuk sebagai keserakahan, kebencian dan kebodohan.
3. Namun sebenarnya kesulitan dan penderitaan dapat dipahami dan ditaklukkan, dapat dikalahkan.
4. Dengan berlatih dalam 3 kelompok pembelajaran yang dilakukan secara paralel bersamaan:
I. Sila (Pemurnian perbuatan, ucapan dan mata pencaharian),
II. Samadhi (berlatih fokus, kepekaan dan upaya) dan
III. Prajna (Pemahaman yang menyeluruh dan pemikiran yang positif).
.
Demikianlah seyogyanya kita terus berlatih,
meningkatkan tiga kualitas Prajna, Sila dan samadhi,
agar hidup dan raga ini berharga maksimal,
agar Lilin diri ini bisa bersinar seterang-terangnya.
.
===@@@===
PRAJNA,
Mengasah perspektif yang sangat jelas dalam memandang dan memahami kehidupan dengan segala karakteristiknya;
Pemahaman yang menyeluruh akan 4 kensunyataan mulia: Dukkha, penyebab-Dukkha, berakhirnya Dukkha dan jalan untuk mengakhiri Dukkha.
Menjadi terlatih dalam metodologi '4 langkah' perbaikan kehidupan:

Mengembangkan kehendak untuk melepaskan diri dari keserakahan dan berbagai bentuk kemelekatan; kehendak baik yang mampu mengalahkan kemarahan dan kehendak positif untuk selalu menemukan solusi bersama; kehendak untuk mengembangkan hati welas kasih, untuk selalu menghindari kekerasan & pengekspoitasian, untuk terus menuju keharmonisan dan perdamaian.

.
.
SILA,
Dengan memurnikan perbuatan, dengan menghindari pembunuhan, pencurian, dan hubungan seksual yang tidak bertanggung jawab.
.
Dengan memurnikan ucapan, tidak mengucapkan kebohongan, kata-kata yang tajam menyakiti, yang mengadu domba dan menyebar fitnah, tidak terlibat dalam pembicaraan yang tidak membawa manfaat.
Pastikan setiap ucapan merupakan sesuatu yang benar, halus membawa ketenangan, membawa keakuran-keharmonisan dan membawa manfaat.
.
Dengan berpenghidupan benar, hidup dari sumber-sumber yang tidak merusak, bermata pencaharian yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, juga tidak merusak habitat dan lingkungan hidup.
Pastikan agar yang menjadi sumber kehidupan kita menciptakan 'nilai tambah' yang nyata.
Sebisa mungkin, sumber nafkah kita adalah sejalan dengan kegemaran dan menyatu dengan keseharian keluarga.
Akan sangat luar biasa bila sumber nafkah bukan lagi disebut 'kerja', tetapi telah menjadi 'Karya', yang membawa manfaat bagi masyarakat, baik di bidang pendidikan, kesehatan, penyuluhan, pelestarian, riset dan pengembangan.
.
.
SAMADHI,
Untuk selalu berupaya secara positif.
Melanjutkan dan belajar apapun yang baik;
Merubah dan menghindari apapun yang buruk,
.
Untuk memiliki kesadaran, melatih keperdulian, peka terhadap berbagai fenomena yang ditemui, terhadap raga, persepsi maupun perasaan diri sendiri.
.
Untuk melatih konsentrasi, fokus, secara bertahap semakin mencapai puncak pencapaian.
.
@@
===@ @ @===
@@
Walau terkadang mentari tua telah lelah berpijar, berkerut kusut tiada berseri;
dan bulan nan genit enggan tersenyum, tersendat merayap dalam kegelapan.
Namun Lilin-lilin kecil belumlah mampu tuk berpijak tegak,
belum bisa memberi seberkas cahaya dan menyengat dunia.
.
.
Belum tiba saatnya untuk berhenti berpijar,
Mohon lanjutkan berikan senyummu.
Lanjutkan menginspirasi Lilin-lilin kecil
untuk Bersinar,... seterang-terangnya
...
.