Thursday, March 18, 2010

Kasih sayang seorang Guru

Example of Teacher
(Tonic for the Heart in 1000 bottles : story no.739)
Some 50 years ago John Hopkins, a sociology professor assigned his class an unusual project. He asked the students to interviews 200 boys from the Baltimore slums and find out what their lives were really like, and then to write papers predictings their chances for the future.

The students were shocked at the results. They guessed that 90 percents of these slum boys would some day serve time in prison.

Twenty-five years later, another professor, cleaning out old files, came across the forecasts. He asked his students to find out how the predictions had turned out.

The students located 180 out of the 200. Only four of them had ever been in jail.

To find out what had happened, the students interviewed as many of the men as they could. And a strange thing was discovered.

"Well, there was this teacher. . . ." "I had a teacher once. . . ." "This Miss O' Rourke I had in high school. . . ." More than 100 of the new interviews mentioned a certain high school teacher who had helped and inspired or influenced each of these men in some manner.

After a long search, the students found Miss O' Rourke, by now retired, living in an old people's home. They told her about the unusual results of their research. But Miss O' Rourke couldn't tell them what it was she had done that had been such a wonderful influence on their lives. She just smiled and recalled her many boys. "All I can say," she said, "is that I loved them all."


Keteladanan dari seorang Guru.
Sekitar 50 tahun yang lalu John Hopkins, seorang dosen sosiologi memberikan tugas yang unik kepada kelasnya. Dia meminta para siswa untuk mewawancarai 200 anak laki-laki dari daerah kumuh di Baltimore untuk berupaya mencari tahu bagaimana keadaan kehidupan mereka, dan menulis sebuah laporan tentang prediksi kemungkinan keadaan mereka di masa depan.
Hasilnya sangat mengejutkan. Mereka memprediksi bahwa 90 persen anak-anak dari perkampungan kumuh tersebut suatu hari kelak akan mendekam di penjara.
Dua puluh lima tahun kemudian, seorang dosen yang lain, saat membereskan tumpukan dokumen lama, menemukan laporan prediksi tersebut. Ia kemudian meminta siswanya untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan prediksi itu.
Para mahasiswa berhasil menemukan 180 dari ke-200 orang. Hanya empat dari mereka yang pernah di penjara.
Untuk memahami apa yang terjadi, para siswa mewawancarai sebanyak mungkin terhadap mereka yang berhasil ditemui. Dan sesuatu yang luar biasa ditemukan.
"Yah, ada guru ini...." "Aku pernah punya seorang guru ...." "Ini Miss O 'Rourke saya di sekolah menengah...." Lebih dari 100 wawancara baru ini menyebutkan tentang seorang guru SMA yang telah membantu dan memberikan inspirasi atau mempengaruhi masing-masing orang-orang ini dengan berbagai cara.
Setelah pencarian yang panjang, para siswa menemukan Miss O 'Rourke, yang kini telah pensiun, dan tinggal di sebuah rumah bagi orang tua. Mereka menceritakan kepadanya tentang hasil mengejutkan dari riset mereka. Tapi Miss O 'Rourke tidak bisa menjelaskan dengan rinci tentang apa yang telah ia lakukan sehingga membawa pengaruh yang sedemikian luar biasa kepada kehidupan mereka. Dia hanya tersenyum sambil mengingat kembali sekian banyak anak-anaknya. "Yang dapat saya katakan," katanya, "adalah bahwa saya mencintai mereka semua."
(k^.^d)

Monday, March 15, 2010

Peaceful Societies


"peaceful societies" adalah kelompok kontemporer orang-orang yang secara efektif membina kerukunan dan setiap hubungan antar mereka, yang sangat jarang mengizinkan kekerasan atau perang untuk mengganggu kehidupan mereka. Website ini berfungsi untuk memperkenalkan masyarakat ini kepada mahasiswa, aktivis perdamaian, ulama dan warga negara yang tertarik pada kondisi yang mempromosikan perdamaian. Ini termasuk informasi tentang keyakinan mereka, cara-cara mereka mempertahankan gaya hidup yang anti kekerasan, dan faktor-faktor yang mengancam gaya hidup mereka.

Foto di kiri adalah seorang wanita suku Semai, orang asli di semenanjung Malay, yang menganut sikap anti kekerasan. Orang Semai mempunyai sebuah ungkapan "Perselisihan adalah lebih menakutkan dibandingkan dengan harimau."

Sunday, March 14, 2010

"Wajah yang lain dari Lumpur"

Mud Reflecting God
(Tonic for the Heart in 1000 bottles : story no.733)

"What dirty, dreadful, disgusting stuff!" exclaimed a man referring to the mud along the streets of London.

"Hold on, my friend," said Ruskin, "not so dreadful after all. What are the elements of this mud? First, there is sand; but when its particles are crystallized according to the law of Nature, what is nicer than clean white sand? And when that which enters into it is arrenged according to the still higher law, we have matchless opal."


"What else have we in this mud?" Clay. And the materials of clay, when the particles are arrenged according to their higher laws, make the brilliant sapphire."

"What other ingredients enter into the London mud? Soot. And soot in its crystallized perfection, forms the diamond."

"There is but one other - water. And water, when distilled according to the higher law of its nature, forms the dewdrop resting in exquisite perfection in the heart of the rose."

"So in the muddy, lost soul of man is hidden the image of his Creator; and God will do His best to find His opals, sapphires, His diamonds, and His dewdrops."




Lumpur Juga Berharga

"Benar-benar jorok, menakutkan, menjijikan!" kata seseorang saat melewati jalan di London yang berlumpur.

"Sebentar temanku," Ruskin menyahut, "tidak sangat menakutkan sebenarnya. Apa saja yang terkandung di dalam lumpur? Pertama-tama adalah pasir; bila partikel-partikel ini terbentuk melalui proses alam tertentu, apa yang lebih menyenangkan dibandingkan pasir kwarsa putih. Dan bila pasir ini terproses dengan hukum yang lebih khusus lagi, dia akan berubah menjadi opal."

"Apa lagi yang terkandung di dalam lumpur? Tanah Liat. Ketika tanah liat ini terproses dengan keajaiban alam yang luar biasa , 'tertata' mengikuti susunan khusus tertentu, ia akan berubah menjadi batu sapphire yang menakjubkan."

"Apa lagi yang ada di dalam lumpur London? Jelaga. Dan apabila jelaga ini, carbon ini terkristal dalam kesempurnaannya, ia akan telah menjadi berlian."

"Masih ada satu kandungan lainnya, yaitu air. Ketika air terdestilasi, menjadi murni, ia mencapai kodratnya yang lebih tinggi, bayangkan tetesan embun yang duduk dengan sempurna di tengah sekuntum mawar merah."

"Jadi, dalam sebuah jiwa yang telah hilang, dan dianggap kotor bagaikan lumpur, sebenarnya, tersembunyi wajah dari Sang Pencipta; dan Ia akan melakukan yang terbaik untuk menemukan opal, sapir, berlian dan embun-Nya. (k^.^d)

..