Saturday, January 8, 2011

Ke empat belas prinsip ‘Budhisme dalam kehidupan’.

1. Jangan pernah mengidolakan atau menjadi melekat kepada doktrin, teori ataupun ideologi tertentu, yang Buddhis sekalipun. Sistem pemikiran Buddhisme hanyalah merupakan alat pandu; bukanlah kebenaran yang absolut.

2. Jangan pernah berpikir bahwa pengetahuan yang Anda miliki sekarang adalah kebenaran yang absolute, yang tak tergantikan. Hindarilah pandangan yang sempit dan melekat kepada pandangan yang sekarang. Belajar dan biasakan untuk tidak melekat pada sebuah pandangan agar terbuka untuk menerima pandangan yang lain. Kebenaran adalah ditemukan dalam kehidupan, bukan sebagai pengetahuan konseptual. Bersiaplah untuk belajar sepanjang hidupmu dan pada setiap saat menelaah, melihat setiap kejadian dalam hidupmu dan semua di sekitarmu.

3. Jangan pernah memaksa yang lain, termasuk anak-anak, dengan cara apapun, untuk menerima pandanganmu, baik dengan otoritas, ancaman, uang, propaganda atau pendidikan sekalipun. Namun, dengan dialog yang penuh kasih sayang, bantulah yang lain agar meninggalkan fanatisme dan pemikiran yang sempit.

4. Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata terhadap penderitaan. Jangan pernah kehilangan kepekaan dari terjadinya penderitaan pada kehidupan di dunia. Carilah cara untuk bersama mereka yang dalam penderitaan, termasuk kontak pribadi, kunjungan, secara fisik maupun suara. Dengan demikian, bangkitkan kesadaran dalam dirimu maupun orang lain tentang penderitaan yang terjadi di dunia.

5. Jangan mengumpulkan kekayaan sementara jutaan yang lain menderita di sekitarmu. Jangan jadikan ketenaran, keuntungan, kekayaan dan kenikmatan sensual sebagai tujuan hidupmu. Hiduplah dalam kesederhanaan dan berbagi waktu, energy dan sumber daya dengan mereka yang membutuhkannya.

6. Jangan biarkan kemarahan dan kebencian dalam dirimu.Belajarlah untuk menguasainya dan mengarahkannya pada saat mereka masih merupakan benih dalam kesadaranmu. Begitu mereka muncul, arahkan perhatiaanmu kepada nafasmu agar dapat menyadari dan memahami hal yang mendasari kebencianmu.

7. Jangan biarkan dirimu terpecah-pecah dan terserap ke dalam semua di sekitarmu. Latihlah perhatian yang penuh pada pernafasan untuk kembali kepada saat ini. Selalulah bersentuhan dengan hal-hal yang menakjubkan, yang menyegarkan dan menyembuhkan baik dalam dirimu maupun di sekitarmu. Tanamkanlah benih-benih kegembiraan, kedamaian dan pengertian dalam dirimu agar mampu memfasilitasi proses transformasi di kedalaman kesadaranmu.

8. Jangan mengucapkan kata-kata yang akan menciptakan kekacauan dan mengakibatkan perpecahan dalam komunitas. Lakukan setiap upaya untuk rekonsiliasi dan menyelesaikan semua perselisihan, yang terkecil sekalipun.

9. Jangan pernah mengucapkan hal-hal yang tidak benar untuk kepentingan diri sendiri ataupun untuk membuat orang lain terkesan. Jangan mengucapkan hal yang mengakibatkan perselisihan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak dapat dipastikan kebenarannya. Jangan mengkritik dan menyalahkan hal yang tidak jelas kepastiannya. Selalu berbicara dengan jujur dan membangun. Miliki keberanian untuk mengungkapkan situasi yang tidak adil, walau dalam melakukannya akan mengancam keselamatan diri sendiri sekalipun.

10. Jangan memanfaatkan komunitas Buddhist untuk kepentingan dan keuntungan pribadi, atau merubah komunitas menjadi alat politik. Sebuah komunitas keagamaan, bagaimanapun, perlu menunjukkan posisi yang jelas dalam menentang penindasan dan ketidak-adilan, dan harus berupaya untuk merubah keadaan ini tanpa harus terlibat dalam konflik yang partisan.

11. Jangan hidup dari pekerjaan yang mengakibatkan kerusakan baik kepada orang lain maupun lingkungan hidup. Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang merampas hak hidup dari yang lain. Pilihlah sebuah pengabdian yang membantumu mewujudkan idealisme welas kasihmu.

12. Jangan membunuh. Jangan biarkan yang lain membunuh. Temukan cara apapun yang memungkinkan untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.

13. Jangan mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi milik orang lain. Hormatilah milik orang lain, tetapi upayakan pencegahan terhadap tindakan mengambil keuntungan di atas penderitaan manusia maupun species lainnya.

14. Jangan salah memperlakukan tubuhmu. Belajarlah untuk menghormatinya. Jangan melihat tubuhmu sebagai sebuah alat. Jaga energi vitalmu (Cing, Chi, Sen) untuk pencapaian Jalan (kesempurnaan). Sebuah hubungan seksual tidak boleh terjadi tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, renungkanlah penderitaan di masa depan yang dapat diakibatkannya. Untuk melindungi kebahagiaan orang lain, hormatilah apa yang menjadi hak dan komitmen mereka. Pahamilah apa yang menjadi tanggung jawab dengan membawa kehidupan yang baru ke dunia. Renungkanlah dunia, yang kepadanya anda membawa kehidupan yang baru.

From the book 'Interbeing': Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism,
revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh,
published by Parallax Press, Berkeley, California
...

No comments: