Tuesday, August 25, 2009

Bersinarlah .. seterang-terangnya


There isn´t enough darkness in all the world to snuff out the light of one little candle.
Gautama Siddharta, 563-483 B.C.

Lilin selalu mampu menambahkan sentuhan khusus pada setiap rumah,
memberikan keistimewaan kepada setiap suasana, setiap momen.
Lilin adalah simbol harapan, adalah kemenangan,
karena kegelapan yang paling pekatpun tak berdaya menghadapi terang lilin yang terkecil.
.
Tanpa dinyalakan-pun, lilin telah membuat suatu ruang terlihat elegan,
Saat ditata berkelompok, lilin dapat menjadi titik pusat perhatian.
Begitu dinyalakan, lilin menciptakan nuansa, mempersembahkan kehangatan, membentuk kebersamaan dan kemesraan.
Lilin yang ber-wewangian mengurangi stress dan membantu relaksasi.

Sebuah lilin yang baik perlu dapat dibakar lama dan dibakar hingga habis,
nyalanya konstan karena sumbunya tidak rebah dan tepat di tengah sehingga tidak membakar satu sisi.
Sebuah lilin menjadi spesial bila saat dibakar tidak mengakibatkan asap yang mengganggu,
dan tidak akan meluber dan mengotori sekitarnya.
Lilin yang sempurna, menjadi bagai suar, yang tetap bertahan walau ditengah topan badai,
nyalanya fokus, dan terangnya diarahkan untuk membantu memberi petunjuk.


Kualitas LILIN, ditentukan dari 3 hal berikut:
Pertama, apakah Lilin dibuat dari bahan dasar yang terbaik, yang murni,
Kedua, apakah sumbu lilin terbuat dari bahan yang baik, yang terpasang tegak, tepat di tengah, tersambung hingga ke dasar lilin.
Ketiga, adalah tentang kualitas manfaat dari Lilin.
Banyak orang mengumpamakan diri agar meneladani lilin, yang membakar diri untuk menerangi yang lain. Jika memang ingin meneladani lilin, teladanilah lilin yang berkualitas baik.
....
2500-an tahun yang lalu, seorang Maha Guru telah merenungkan, menyadari dan kemudian mengajarkan bahwa:
1. Hidup adalah kesementaraan, penuh dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan tidak ada apapun yang kekal untuk bisa dipertahankan.
2. Sumber dari semua hal yang tidak menyenangkan adalah karena ego diri, yang mengambil bentuk sebagai keserakahan, kebencian dan kebodohan.
3. Namun sebenarnya kesulitan dan penderitaan dapat dipahami dan ditaklukkan, dapat dikalahkan.
4. Dengan berlatih dalam 3 kelompok pembelajaran yang dilakukan secara paralel bersamaan:
I. Sila (Pemurnian perbuatan, ucapan dan mata pencaharian),
II. Samadhi (berlatih fokus, kepekaan dan upaya) dan
III. Prajna (Pemahaman yang menyeluruh dan pemikiran yang positif).
.
Demikianlah seyogyanya kita terus berlatih,
meningkatkan tiga kualitas Prajna, Sila dan samadhi,
agar hidup dan raga ini berharga maksimal,
agar Lilin diri ini bisa bersinar seterang-terangnya.
.
===@@@===
PRAJNA,
Mengasah perspektif yang sangat jelas dalam memandang dan memahami kehidupan dengan segala karakteristiknya;
Pemahaman yang menyeluruh akan 4 kensunyataan mulia: Dukkha, penyebab-Dukkha, berakhirnya Dukkha dan jalan untuk mengakhiri Dukkha.
Menjadi terlatih dalam metodologi '4 langkah' perbaikan kehidupan:

Mengembangkan kehendak untuk melepaskan diri dari keserakahan dan berbagai bentuk kemelekatan; kehendak baik yang mampu mengalahkan kemarahan dan kehendak positif untuk selalu menemukan solusi bersama; kehendak untuk mengembangkan hati welas kasih, untuk selalu menghindari kekerasan & pengekspoitasian, untuk terus menuju keharmonisan dan perdamaian.

.
.
SILA,
Dengan memurnikan perbuatan, dengan menghindari pembunuhan, pencurian, dan hubungan seksual yang tidak bertanggung jawab.
.
Dengan memurnikan ucapan, tidak mengucapkan kebohongan, kata-kata yang tajam menyakiti, yang mengadu domba dan menyebar fitnah, tidak terlibat dalam pembicaraan yang tidak membawa manfaat.
Pastikan setiap ucapan merupakan sesuatu yang benar, halus membawa ketenangan, membawa keakuran-keharmonisan dan membawa manfaat.
.
Dengan berpenghidupan benar, hidup dari sumber-sumber yang tidak merusak, bermata pencaharian yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain, juga tidak merusak habitat dan lingkungan hidup.
Pastikan agar yang menjadi sumber kehidupan kita menciptakan 'nilai tambah' yang nyata.
Sebisa mungkin, sumber nafkah kita adalah sejalan dengan kegemaran dan menyatu dengan keseharian keluarga.
Akan sangat luar biasa bila sumber nafkah bukan lagi disebut 'kerja', tetapi telah menjadi 'Karya', yang membawa manfaat bagi masyarakat, baik di bidang pendidikan, kesehatan, penyuluhan, pelestarian, riset dan pengembangan.
.
.
SAMADHI,
Untuk selalu berupaya secara positif.
Melanjutkan dan belajar apapun yang baik;
Merubah dan menghindari apapun yang buruk,
.
Untuk memiliki kesadaran, melatih keperdulian, peka terhadap berbagai fenomena yang ditemui, terhadap raga, persepsi maupun perasaan diri sendiri.
.
Untuk melatih konsentrasi, fokus, secara bertahap semakin mencapai puncak pencapaian.
.
@@
===@ @ @===
@@
Walau terkadang mentari tua telah lelah berpijar, berkerut kusut tiada berseri;
dan bulan nan genit enggan tersenyum, tersendat merayap dalam kegelapan.
Namun Lilin-lilin kecil belumlah mampu tuk berpijak tegak,
belum bisa memberi seberkas cahaya dan menyengat dunia.
.
.
Belum tiba saatnya untuk berhenti berpijar,
Mohon lanjutkan berikan senyummu.
Lanjutkan menginspirasi Lilin-lilin kecil
untuk Bersinar,... seterang-terangnya
...
.

1 comment:

Anonymous said...

Sekecil apapun lilin tersebut, apapun kualitasnya..tetaplah berjiwa berkorban untuk menerangi...Terima kasih lilin kecil ...karena setiap makhluk mendapat penerangan "mu".