Tuesday, June 16, 2009

Pencarian akan singa salju.


"Pencarian akan Singa Salju"
oleh Pema Tsering

===Sejenak saya teringat seorang sahabat baik, Pema Tsering, yang kini telah “jauh”, melanjutkan pencarianNya. Karyanya “In Search of Snowlion” hingga kini masih terus membakar kesadaranku. Saya tidak akan pernah lagi dapat meminta ijin untuk menterjemahkan karya ini, namun saya yakin Dia akan berkenan saya saling berbagi dengan semua yang beruntung.


“PENCARIAN AKAN SINGA SALJU” Dalam bahasa Tibet oleh: Pema Tsering,
Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Alyson Prude.
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: September 2002

“Singa Salju adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertahan hidup di ketinggian Himalaya yang abadi diselimuti salju”, demikian kakek-ku selalu berkata. Dalam bukunya ,’Stories from the Himalayas’, peneliti Gendun Choepel menyatakan bahwa Mitos Singa Salju hanyalah singa biasa yang yang berhabitat di hutan gunung bersalju. Singa Salju yang terkenal tersebut, demikian kata Choepel, hanya ada dalam mitos dan bukanlah makhluk yang sesungguhnya. Tetap saja saya lebih percaya kata Kakek, dan memulai pencarian akan Singa Salju.

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.
Mentari menggapai puncak gunung dan selanjutnya sinarnya turun membanjiri ke semua sisi.
Saya memulai pendakian dari satu tebing di mana cahaya mentari tidak demikian terik.
Walau berjalan pada sisi bayangan sehingga mataku tidak dibutakan, namun tiba-tiba longsoran salju jatuh bergulung, menyapu menjatuhkan saya.
Seluruh tubuhku penuh memar, dan gigitan angin dingin menusuk hingga ke tulang.
Saya berdiri dan melanjutkan perjalanan.

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.
Suatu bentuk surai singa muncul dihadapanku.
Saat mendekat, saya baru menyadari bahwa bukan Singa Salju melainkan seorang pertapa gunung.
“Keberadaan dari Singa Salju dapat ditelusuri hingga ajaran dari Sang Buddha,” dia memberi-tahukan padaku. ”Tetapi saat ini semua Singa Salju tengah beristirahat, dan mengganggu mereka adalah suatu karma yang buruk. Ini,….” Dia berkata sambil memberikan padaku suatu tasbih tua terbuat dari kayu cendana. “Ini akan melindungimu dalam perjalananmu pulang. Dengannya tidak ada yang perlu ditakuti.”
Menggelengkan kepala, saya menolak.
Saya tidak menginginkan suatu jalan yang mudah.

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.
Tiba-tiba bumi berdentum keras, jelas hentakan kaki seekor binatang buas yang besar.
Jejak kaki Singa Salju yang diharapkan ternyata adalah milik si raksasa yeti.
Melihatnya saja telah membuatku terpaku tidak mampu bergerak.
Yeti menggapaiku, merobek tubuhku menjadi dua.
Ia memangsa kedua kakiku dan melempar bagian tubuhku yang lain ke dalam suatu goa di tengah salju.
Setelah menutupi mulut goa dengan batu besar, ia menghilang.
Menggeretakkan gigi, saya berjuang berjam-jam dalam sakit yang dahsyat.
Akhirnya saya berhasil menggali suatu celah sempit, melaluinya saya membebaskan diri.

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.
Dengan satu lengan memegang lukaku, saya menyeret tubuhku.
Saat telah mendekati puncak, saya melihat bahwa pendakian ini terputus oleh jurang tidak berdasar.
Sepenuhnya lelah, saya jatuh terlentang di atas salju, menatap ke langit biru.
Tinggi di atas, seekor burung elang terbang berputar.
Ia mulai terbang merendah, saya mulai bertanya-tanya, mungkin tubuhku adalah korban persembahan.
“Ah, burung,” ratapku, “Terbangkan aku menyebrangi jurang, dan akan kupersembahkan dagingku untukmu.”
Tiba di sisi seberang, Sang Elang langsung menyantap lenganku hanya dengan sekali hirup. Menyeret seluruh tubuhku dengan dagu, saya melanjutkan pencarian.

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.
Menoleh ke belakang, saya melihat bahwa darahku telah merubah warna gunung.
Peluhku mengalir membentuk suatu danau di kaki gunung, yang mana dibekukan oleh angin dingin sehingga seolah gunung telah tumbuh membesar.

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.
Saat saya telah dekat ke puncak, Iblis dengan cakar besi merobek dan merengkuh keluar jantungku.
“Kamu bukan satu-satunya orang yang dalam pencarian akan Singa Salju”, katanya. “Ribuan dan ribuan yang lain telah datang mendahuluimu dan tidak ada yang mampu melewati daerah kekuasaanku.” Saya memohon kepada Sang Iblis untuk memberikan tiga hari kepada jantung-ku agar saya dapat memastikan apakah Singa Salju benar-benar ada. Walaupun penampilannya buas, ia sebenarnya jauh lebih ramah dibandingkan dengan kebanyakan manusia, saya berterima kasih padanya.

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.
Akhirnya saya mencapai puncak gunung, tetapi saya tidak berhasil menemukan Singa Salju kakek-ku.
Selama dua hari saya lanjutkan pencarian tanpa henti yang sia-sia.
Saya hanya mempunyai satu hari yang terakhir sebelum akhirnya nafasku akan terhenti.
Dengan punggungku menghadap bumi, saya memandang ke angkasa.
Mentari dan rembulan keduanya terlihat bersisian di sampingku, dan di bawah mereka, bintang-bintang dan awan terlihat berterbangan dalam orbitnya masing-masing.
Teringat akan Kakekku, kata-kataNya yang terakhir mengiang di telingaku, “Pada puncak tertinggi dari gunung, hanya ada Satu Makhluk yang dapat bertahan, hanya Satu Makhluk.
Hanya satu…. Gunung salju…… Gununnggg……. Saljuuuu….”
“Kakek! Saya telah temukan Si Singa Salju!!!! Saya menemukannya! Saya berhasil! Sungguh!”
Tiba-tiba saya tertawa bagaikan orang gila.
Suatu perasaan kemenangan membanjiri seluruh jiwa dan ragaku.
Saya terbangun dari mimpiKu.

2 comments:

Anonymous said...

Awalnya, aku tak memahami apa maksud si Penulis dalam tulisan ini, dan mengapa uncle mengatakan ini adalah tulisan terbaik sampai saat ini bahkan indah dalam setiap barisnya??? Hmm... berulang kali kubaca tulisan ini, sampai aku mencoba untuk memutar sudut pandangku pada posisi uncle, barulah aku mengerti mengapa ia mengatakan ini adalah tulisan terbaik. And i agree with you sir, it’s really amazing... and i think Pema similar with you sir, he was dreamer... thank you sir, for share it...

TCH said...

Dua baris awal dari Paragraf 2-8 adalah resume dan pengulangan dari paragraf 1:

Saya percaya akan Singa Salju.
Dan saya pergi dalam pencarian akannya.

The Great Learning, Main Chapter 2nd Sentence.
知止而後有定,定而後能靜,靜而後能安,安而後能慮,慮而後能得
The point where to rest being known, the object of pursuit is then determined;
and, that being determined, a calm unperturbedness may be attained to.
To that calmness there will succeed a tranquil repose.
In that repose there may be careful deliberation,
and that deliberation will be followed by the attainment of the desired end.